Mohon tunggu...
Yudo AgilKrisnadi
Yudo AgilKrisnadi Mohon Tunggu... Editor - MAHASISWA

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Masjid Sebagai Pusat Pendidikan Islam Non Formal di Desa Tambahsari, Kendal

19 Agustus 2022   08:19 Diperbarui: 19 Agustus 2022   08:23 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hal-hal diatas menunjukkan bahwa fungsi masjid bukan hanya sebagai tempat sholat, namun bisa juga untuk hal-hal lainnya. Sebagaimana Masjid Baitul Muslim yang terletak di dusun Krajan Desa Tambahsari, masjid ini sudah cukup mengoptimalkan fungsi masjid yang sebenenarnya, meskipun belum maksimal.

Ada dua kegiatan yang rutin dilakukan di  Masjid Baitul Muslimin, diantaranya yaitu Kajian Tafsir Alquran dan Taman Pendidikan Quran (TPQ).

Dari kajian tafsir Alquran menunjukkan bahwa masjid ini cukup memberikan sebuah kontribusi dalam pendidikan non formal. Karena masjid digunakan untuk mempelajari ilmu yang notabenenya tidak diajarkan di sekolah umum.

Bahkan kajian ini dilakukan setiap hari setelah shubuh dengan rentang waktu kurang lebih 1 jam. Adapun materi yang disampaikan diambil dari kitab Tafsir Al-Ibriz yang disampaikan oleh Ustadz Shodiq Hafizhahullah ta'ala.

Kemudian kegiatan yang kedua, TPQ. TPQ diikuti oleh seluruh anak-anak di dusun Krajan. Rata-rata mereka sudah duduk dijenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. TPQ dibagi menjadi 4 tingkatan kelas sesuai dengan kemampuan dari santri-santrinya.

Dengan diadakannya TPQ ini cukup mencerminkan fungsi dan peran masjid sebagaimana masa Rasulullah. Yang mana masjid sebagai taman pendidikan, walaupun yang diajarkan masih berupa baca tulis Alquran.

Maka dari itu, agar masjid lebih optimal perlu dirancang lagi kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam pelestarian masjid. Agar pendidikan Islam khususnya di Desa Tambahsari terus meningkat, sehingga bisa menciptakan masyarakat yang beragama dan beradab.

Penulis : Yudo Agil Krisnadi (Kelompok 63 KKN MIT KE XIV UIN Walisongo Semarang) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun