Tetapi saya tidak sendirian bernasib seperti ini. Ada beberapa peserta lainnya yang bernasib serupa, bahkan lebih mengenaskan lagi karena nama dan nomor registrasinya yang tertera pada SK Pertama, kini menjadi hilang keduanya.
Akan tetapi kemudian otak intelijen saya mulai bekerja, bahwa permasalahan ini  tidaklah sederhana. Alasannya, karena kedua pengumuman yang berbeda tersebut menggunakan kop surat, stempel, dan tanda tangan basah dari Rektro UNHAN, lengkap dengan nomor dan tanggal surat.
UNHAN merupakan perguruan tinggi negeri yang langsung berada di bawah Kementerian Pertahanan. Bagaimana mungkin seorang rektor mengeluarkan dua buah SK yang berbeda untuk hal yang sama hanya dalam waktu 3 hari tanpa ada penjelasan apapun terkait hal itu.Â
Saya melihat setidaknya ada beberapa kemungkinan disini :
- Rektor UNHAN mengetahui permasalahan ini dan memang membuat dua SK yang berbeda. Jika memang seperti ini, maka Rektor UNHAN wajib menjelaskan kepada publik alasan dibalik keputusan yang (maaf) plin-plan seperti ini.Â
- Rektor UNHAN tidak mengetahui kejadian ini, sehingga terindikasi ada pemalsuan dokumen SK Rektor UNHAN yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Jika seperti ini, maka Rektor UNHAN wajib mengusut tuntas karena permasalahan ini sudah masuk ke dalam ranah pidana berupa pemalsuan dokumen resmi negara.
- Terjadinya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam proses seleksi penerimaan mahasiswa baru Program S3 UNHAN pada tahun ini.Â
Pada saat tulisan ini dibuat, di website resmi UNHAN tertera maklumat bahwa hasil keputusan panitia penerimaan mahasiswa baru bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
Namun saya sebagai salah seorang Warga Negara Indonesia, meminta kepada Menteri Pertahanan Bapak Prabowo Subianto, dan Rektor UNHAN, DR. Amarulla Octavian, M.Sc, untuk mengusut tuntas permasalahan ini dan menjelaskan kepada masyarakat Indonesia dengan sejelas-jelasnya terkait berbagai kejanggalan dalam proses seleksi penerimaan mahasiswa baru Program Doktor S3 UNHAN sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik.Â
Hal ini sekaligus untuk memperbaiki kepercayaan masyarakat kepada UNHAN sebagai salah satu perguruan tinggi negeri ternama yang selama ini mengkampanyekan diri sebagai Kampus Bela Negara dengan motto : IDENTITAS, NASIONALISME, INTEGRITAS.Â
Juga tentunya kepercayaan terhadap Kementerian Pertahanan di bawah pimpinan Bapak Prabowo Subianto yang selama ini selalu menyerukan agar bangsa kita menjadi bangsa yang berdaulat.Â