Sudah hampir tiga minggu ia bersama keluarga kecilku. Berawal dari seorang bocah kecil yang tidak lain anakku sendiri yang sedang bermain sepak bola bersama kawan-kawanya di lapangan yang tidak jauh dari rumah. Anak lelaki yang cerdik, dengan sorotan mata yang tajam dia memandang ke arah rerumputan dan semak-semak . Ia curiga akan gerak-gerik hewan yang tidak dikenalnya masuk ke dalam semak-semak itu.
Anak ku pun segera berlari mengejar hewan kecil nan mungil itu. Hewan yang lincah, larinya yang cepat bak angin  topan. Namun Sang Hewan salah langkah dan berlari ke arah yang tidak aman. Ia masuk ke dalam halaman rumah yang tertutup rapat oleh pagar besi dan tembok yang tinggi. Ia terperangkap dan tidak bisa lari kemana-mana.Â
Akhirnya Sang Napu (bahasa Bengkulu: Kancil) menyerah. Ia pasrah dan tertangkap basah. Sang Napu akhirnya tertangkap dan menjadi tawanan sementara Sang Bocah.
Aku pun membujuknya, agar hewan langka itu dikembalikan ke alam liar agar bebas dan bisa hidup di habitat asal yaitu hutan. Sehingga Sang Napu bisa survive dan berkembang bersama satwa liar lainnya.
Bujukan yang belum berhasil namun aku terus mencoba sabar untuk menjelaskan dan memberi pengertian juga saran dan masukan. Dimulai dari usaha negosiasi dengan strategi literasi yakni menceritakan dongeng tentang Si Kancil dan Petani, dongeng Sang Kancil dan Sang Buaya juga Sang Raja Hutan. Dongengan yang seru dan lucu, ia malah makin menggebu-gebu untuk memelihara Sang Napu.
Akhirnya aku menyerah dan mengalah...
Namun aku tetap tidak menyerah. Langkah berikutnya aku segera berkoordinasi dan melakukan kontak dengan rekan dokter hewan yang bekerja di Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu.
Ia menyarankan agar melakukan koordinasi dengan Kantor Seksi BKSDA setempat yang berlokasi di Kelurahan Tes dekat Danau Tes yang merupakan danau terbesar di Provinsi Bengkulu.Â
Danau Tes merupakan Danau wisata sekaligus Danau Cagar Alam yang menyimpan sejuta cerita dan panorama alam yang mengesankan. Danau yang indah, Â unik, penuh kisah mistik yang berlokasi di Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten Lebong.Â
Danau yang terkenal  dengan hasil tangkapan Kijing Jaboynya ini (sejenis kerang) yang merupakan makanan khas dan oleh-oleh wajib selain Lemeah (sejenis rebung yang difermentasikan), gula aren dan Jeruk Gerga yang manis dan beraroma khas.