Sukabumi - Arus modernisasi dan invasi budaya luar telah menggerus semangat kebangsaan sebagian besar komponen bangsa. Nilai-nilai luhur, sikap toleran, dan kebersamaan dalam keragaman kian pudar dari kehidupan bangsa. Kondisi tersebut dikhawatirkan bisa mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang telah didirikan para pendahulu kita dengan mengorbankan harta dan jiwa. Berangkat dari keprihatinan itulah pimpinan MPR/DPR RI berupa terus menggelorakan kembali semangat kebangsaan dengan menanamkan pemahaman terhadap empat (4) pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ke seluruh elemen bangsa Indonesia. Empat pilar yang dimaksud tak lain adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia (NRI) Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika.
Salah satunya adalah kalangan santri yang memiliki akar sejarah sangat kuat dalam perjuangan merebut kemerdekaan RI dan menegakkan NKRI. Sejarah mencatat, kaum santri di seluruh negeri merupakan garda terdepan dalam perjuangan kemerdekaan bangsa. Di sisi lain Keragaman yang kita kenal dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika adalah Sunnatullah agar menjadi rahmat (kasih sayang) bagi semua anak bangsa.
Hal itu disampaikan Wakil Sekretaris Fraksi PKS di MPR RI, Yudi Widiana dihadapan 100 santri/santriwati dari berbagai desa di kabupaten dan Kota Sukabumi, Rabu (4/8) di Gedung MD Cisaat, Sukabumi. Yudi merupakan anggota DPR RI asal Daerah Pemilihan Kota/Kabupaten Sukabumi yang juga duduk di Komisi V DPR RI.
"Semangat Kebangsaan perlu digelorakan kembali agar daya rekat atau kohesivitas bangsa ini semakin kuat dan tidak mudah goyah," tegas Yudi.
Lebih lanjut Yudi mengatakan, kalangan santri harus menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI dan kesatuan bangsa ini sebagaimana dulu juga kaum santrilah yang begitu besar jasanya mengusir penjajah kolonialis dari bumi pertiwi. Anak-anak muda seharusnya bangga, karena Indonesia adalah bangsa yang besar dan majemuk. Ragam etnis, suku, bahasa, budaya, dan bahasa merupakan sunnatulah dan menjadi kekuatan yang tidak dimiliki oleh negara lain. Oleh karena itu, kemajemukan itu haruslah menjadi inspirasi dan kesadaran akan perlunya prinsip-prinsip yang universal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H