JAKARTA - Sungguh sangat memprihatinkan jika harus ada lagi maskapai penerbangan nasional yang rontok. Apalagi saat ini Indonesia sedang mengalami pertumbuhan jumlah penumpang dengan sangat pesat. Apa yang terjadi dengan Mandala Airline sangat mengagetkan karena selama ini Mandala merupakan maskapai yang dianggap sangat baik layanannya. Bahkan Mandala menjadi salah satu dari dua perusahaan yang telah memiliki sertifikat keselamatan IATA atau IATA Operating Safety Audit (IOSA) selain Garuda Indonesia.
"Ada yang salah dalam fungsi pengawasan dan pembinaan yang dilakukan pemerintah. Jika tidak mengapa berhentinya operasi penerbangan Mandala begitu mendadak. Seharusnya early warning system berfungsi dengan baik," ujar anggota Komisi V DPR RI, Yudi Widiana Adia di Jakarta, Kamis (13/1).
Lebih lanjut Yudi mengaku cukup kaget Mandala yang kinerjanya cukup bagus kesulitan mendatangkan investor baru. Padahal maskapai yang sebagian sahamnya dimiliki Cardig (Indonesia) dan Indigo (Eropa) dikenal sebagai maskapai yang cukup baik dengan pesawat-pesawat modern, yaitu Airbus A319 dan A320.
Sebagai maskapai perintis yang banyak melayani rute-rute ke berbagai daerah di tanah air, Mandala seharusnya bisa diselamatkan. Oleh karena itu Yudi berharap banyak pemerintah daerah yang mau andil dalam penyelamatan Mandala.
“Caranya, jadilah investor di Mandala yang sudah direstrukturisasi nanti. Dengan suntikan dana dari sejumlah pemerintah daerah, selain menghidupkan kembali maskapai tersebut, juga mencegah beralihnya kepemilikan saham Mandala ke pihak asing,” ujar Yudi.
Yudi pun mendesak Kementerian Perhubungan bersikap proaktif untuk ikut menyelamatkan maskapai penerbangan yang juga punya nilai sejarah itu. Kementerian Perhubungan bisa menjadi fasiltator yang baik untuk menjaring investasi dari berbagai daerah. Keberadaan maskapai yang mau melayani rute-rute ke daerah yang bisa dikatakan bukan rute gemuk sangat penting bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah, pungkas Yudi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H