Pemerintah Kabupaten Bogor diminta lebih tegas menertibkan bisnis air tangki karena berdampak negatif bagi lingkungan. Demikian dikatakan Anggota DPR RI, Yudi Widiana Adia menanggapi demonstrasi dan aksi blokir jalan yang dilakukan ratusan tukang ojek di Ciawi, Bogor, Senin (3/1).
Lebih lanjut Yudi mengatakan, sedikitnya terdapat dua dampak langsung yang meresahkan masyarakat. Pertama penyedotan air tanah besar-besaran yang berakibat turunnya permukaan air tanah di sejumlah lokasi di Kabupaten Bogor.
Hal itu juga berdampak pada mengeringnya sumur-sumur milik warga. Dalam jangka panjang, bisa memunculkan ancaman kekeringan di masa depan.
"Air baku bisa diperoleh dengan cara pengolahan air sungai yang melimpah di Bogor. Bukan dengan menyedot air tanah," tegas Yudi.
Maraknya bisnis air tak lepas dari tingginya permintaan konsumen terhadap air bersih khususnya di wilayah Jakarta. Oleh karena itu Yudi mendesak Pemprov DKI untuk membangun instalasi pengolahan air laut menjadi air bersih guna memenuhi kebutuhan warganya.
Dampak kedua, adalah rusaknya jalan-jalan yang dilalui truk-truk tangki pengangkut air, baik jalan nasional, jalan provinsi, maupun jalan kabupaten. Beban muatan berlebih membuat jalan cepat rusak.
Yudi sangat menyayangkan ketidaktegasan Pemkab Bogor terhadap persoalan ini yang sudah bertahun-tahun diprotes masyarakat.
Terlebih berdasarkan pengaduan warga, banyak pengusaha air tanah yang tidak berijin.
Pemkab melalui dinas perhubungan seharusnya juga lebih tegas menertibkan kendaraan bermuatan lebih sesuai aturan mengenai batas. beban kendaraan yang dibolehkan.
"Sering rusaknya jalan, akan membebani keuangan negara. Sementara kontribusi dari bisnis tersebut untuk pemeliharaan jalan nyaris nol rupiah," tutur Yudi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H