Mohon tunggu...
Yudit Wiadji
Yudit Wiadji Mohon Tunggu... Freelancer - FISIP Atma Jaya Yogyakarta 2014

a 20yo woman in a 13yo body

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Perjalanan Panjang Berbuah Hasil

28 April 2017   02:19 Diperbarui: 28 April 2017   11:00 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Doc, Pribadi

Gunungkidul, 9 April 2017. Gunungkidul selalu memiliki banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi. Perjalanan panjang tidaklah menjadi masalah apabila sudah mencapai tempat tujuan yang diinginkan dengan seribu pesonanya. Begitupula dengan perjalanan kali ini. Perjalanan panjang dengan lika-likunya namun berbuah hasil yang baik. Luweng Sampang, tempat menarik dengan ciri khas air terjun yang diapit oleh 2 tebing besar membuat pesona air terjun tersebut makin terlihat.

Siang di hari itu, matahari dengan teriknya membakar kulit. Sepeda motor tetap melaju dengan kecepatan 60 km/jam menembus ramainya jalanan Kota Yogyakarta. Semangat di hari itu menjadi motivasi tersendiri untuk mencapai tempat yang di tuju. Tujuan kali ini adalah Air Terjun Luweng Sampang. Perjalanan kali ini berbeda dengan perjalanan sebelumnya. Melewati ramai dan kemacetan jalan siang itu, dengan suguhan pemandangan mobil dan motor yang berlomba-lomba membunyikan klakson mereka menunjukkan ketidaksabaran tiap individu untuk sampai ke tujuannya masing-masing membuat diri ingin segera menyelesaikan perjalanan ini. Motor terus melaju menembus desa-desa dengan pemandangan sawah hijau membentang di kanan kiri jalan dan beberapa pohon di pinggir jalan membuat sejuk mata memandang.

Perjalanan menuju Air Terjun Luweng Sampang tidaklah selalu berjalan mulus sesuai dengan keinginan hati. Motor masih melaju dengan kecepatan 60 km/jam menembus kedalaman desa-desa di Wonosari, Gunungkidul. Jalan yang dilalui kian lama mulai susah untuk dilewati. Jalan yang awalnya dapat dilewati dengan mudah oleh kendaraan, perlahan menyempit hingga hanya sepeda motor dan sepeda saja yang dapat melewatinya. Sepeda motor dan sepeda yang lewat pun harus berjalan dengan hati-hati supaya tidak tergelincir. Jalanan di sana dapat dikatakan masih seperti layaknya jalanan desa yang belum diaspal halus seperti jalanan di kota.

Kondisi jalan yang kian lama sulit untuk dilewati sempat membuat diri putus asa untuk melanjutkan perjalanan hingga sampai pada Air Terjun Luweng Sampang tetapi mau tidak mau perjalanan harus tetap dilanjutkan. Perjalanan pun dilanjutkan dengan bertanya kepada beberapa penduduk di sekitar sana untuk memastikan jalan yang dilewati tepat dan tidak tersesat. Naik turunnya jalanan yang sering dilewati membuat kami terbiasa dengan jalan yang seperti itu. Memang bukanlah perkara mudah untuk menemukan tempat yang sebelumnya tidak pernah dijumpai sebelumnya. Perjalanan tetap berlanjut hingga pada akhirnya kami tiba di tujuan.

Saat tiba di tujuan, kami tidak mengenali tujuan kami tersebut karena berbeda sekali dengan yang tampak seperti di foto. Keraguan membawa kami untuk berani bertanya dengan penduduk sekitar di mana lokasi Luweng Sampang. Penduduk sekitar menunjukkan tempat tersebut. Sampailah kami di Luweng Sampang, tetapi di luar dugaan tempat tersebut tampak sangatlah sederhana di depannya bahkan tidak nampak seperti tempat wisata pada umumnya. 

Awalnya kami tidak percaya bahwa tempat ini adalah Luweng Sampang tetapi setelah kami menanyakan dengan petugas parkir di sana yang juga memiliki kios jualan di dekat tempat tersebut, beliau mengatakan bahwa tempat tersebut memang Luweng Sampang. Beliau juga mengatakan kepada kami bahwa jalan masuk ke area air terjun harus turun ke bawah. Sebelum memasuki Luweng Sampang kami memang tidak ditarik untuk biaya wisata hanya membayar uang parkir saja yang terbilang cukup murah yaitu Rp 5000 per motornya.

Setelah meletakkan sepeda motor dengan baik, kami berjalan memasuki area Luweng Sampang dan mencari jalan untuk turun ke bawah. Tangga-tangga kecil terlihat setelah kami masuk ke dalam area Luweng Sampang. Air terjun belum nampak jelas saat kami tiba di tempat itu, memang belum terlihat karena tertutup oleh 2 tebing besar dan air terjun tersebut berada di antara 2 terbing besar tersebut. Kami memutuskan untuk turun ke bawah supaya dapat melihat air terjun tersebut. 

Setiap tapak kaki yang kami langkahkan selalu berhati-hati karena anak tangga yang licin dan kami takut jika sampai terjatuh. Setibanya di bawah terlihatlah pemandangan anak-anak yang sedang bermandi dan bersenang-senang di lokasi tersebut. Air terjun memang tidak nampak jelas karena terhalang oleh 2 tebing besar tersebut. Hal tersebut tidak menjadikan kami berputus asa karena walaupun kami tidak dapat melihatnya dengan jelas tetapi pemandangan 2 tebing besar tersebut dengan air yang mengalir cukup tampak indah bagi kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun