1. Identitas Buku
- Judul Buku : Integritas Menyemai Kejujuran, Menuai Kesuksesan, & Kebahagiaan.
- Penulis : Abdullah Hemahuha
- Penerbit : The Phinisi Press
- Cetakan : Cetakan I, Januari 2019
- Halaman : Xii + 288 halaman
- Nomor ISBN : 978-602-6941-36-7
2. Tentang Penulis
Abdullah Hehamahua lahir di Ambon pada 18 Agustus 1947. Abdullah Hehamahua semasa kuliah di Makasar pernah tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Abdullah Hehamahua pernah menjadi wartawan dan penyiar radio (1975 -- 1976). Abdullah meneruskan kariernya dengan menjadi editor majalah Cipta Kementerian Pekerjaan Umum (1976 -- 1979). Pengalamannya sebagai pengajar mengantarkan Abdullah Hehamahua menjadi dosen Akademi Dakwah Muhammadiyah Singapura (2000 -- 2001). Abdullah mulai aktif di lembaga pemerintah dari 2001 -- 2004 sebagai Wakil Ketua Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara/PKPN. Pada tahun 2005, Abdullah Hehamahua mengukir karirnya menjadi penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Abdullah Hehamahua mengundurukan diri pada tahun 2013. Kemudian ia mencoba mencalonkan diri menjadi pimpinan KPK tahun 2011 namun tidak lolos seleksi. Karena integritas yang tinggi, Abdullah hemahuha mendapatkan banyak perhargaan. Salah satunya adalah satya lencana wirakarya dari presiden RI (2015).
3. Tentang Buku
Buku ini memberikan kita sebuah wawasan baru mengenai sosok yang bisa memberikan keteladanan serta kesederhanaan dalam keseharian, tapi tetap sangat tinggi memegang prinsip-prinsip kebenaran. Isi buku ini juga memberikan pengajaran bahwa ketokohan tak terletak pada kemewahan yang melekat, tetapi sejauh mana kita menjunjung tinggi integritas kebangsaan.
4. Isi Buku
Bagian awal buku ini di mulai dengan pendahuluan dan pengetahuan mendasar mengenai integritas. Menurut Bahasa, integritas berarti kejujuran, ketulusan hati, kautuhan. Integritas menutur Abdullah hemahuha adalah pola piker, sikap jiwa, dan Gerakan hati Nurani seseorang yang dimanifestasikan dalam ucapan, Tindakan, dan perilaku jujur, konsisten, berkomitmen, objektif, berani bersikap dan siap menerima risiko, serta disiplin dan bertanggung jawab. Prinsip integrtas antara lain adalah keinginan-keinginan individu yang memotivasinya untuk berperilaku tertentu, personal agency (kemampuan membuat penilaian secara intuitif), dan keberanian moral yang membuat individu membela kebenaran yang diyakini untuk diperjuangkan dengan segala risikonya. Fungsi integritas dibagi menjadi cognitive dan affective functions of integrity. Adapun tujuan dari integritas adalah agar seseorang memiliki keyakinan atas kewajiban moral yang dimilikinya.
Integritas sejatinya perlu dimiliki oleh semua kalangan mulai dari petani hingga presiden. Di KPK, integritas merupakan syarat pertama, seseorang di terima menjadi pegawai KPK. Dalam nilai dasar pribadi KPK, Integritas terdiri dari 6 pilar, yakni berperilaku jujur, konsisten, komitmen terhadap visi dan misi, objektif terhadapa permasalahan, berani ambil putusan dan siap menerima risiko, serta disiplin dan bertanggung jawab. Dengan memahami dan menghayati integritas, seseorang dapat menjadi individu yang senantiasa berfikir, berasa, bertindak, dan berperilaku jujur, konsisten, komit terhadap visi dan misi perjuangan, objektif, berani dan tegas, serta disiplin dan bertanggung jawab sehingga dia berhak memeroleh gelar orang yang Amanah.
Ada beberapa tahapan yang diperlukan untuk membentuk integritas. Di awali dengan membangun system organisasi, membangun budaya organisasi, memiliki peraturan kepegawaian, penyusunan SOP dan kode etik, dan yang terakhir adalah standar perilaku integritas. Buku ini memberikan pengajaran untuk mengamalkan integritas melalui contoh perilaku akhlak mulia orang zaman dahulu di mulai dari nabi Muhammad, Muhammad natsir, umar bin abdul azis, serta Alif seorang anak SD yang menolak memberikan contekan kepada temannya saat ujian karena ia memiliki integritas yang tinggi.
Menurut Eileen Rachman dan rayini, terdapat 4 tolak ukur yang menjadi indicator bahwa seseorang itu beritegritas, yaitu Apakah kode etik yang ada di organisasi tersebut telah dilaksanakan, Bagaimana mengatasi konflik of interest yang dihadapi, komitmen yang dimiliki terhadap organisasi, dan perhatian terhadap sesama. Selain itu, pengukuran integritas dapat dilakukan dengan back ground check, menggunakan assessment center, wawancara berbasis kompetensi, psychometry, dan dishonesty test.Dalam islam sendiri, cara pengukuran integritas yang valid adalah yang dijarkan nabi Muhammad, yakni perhatikan salat subuh dan isyanya, apakah rutin dilakukan atau tidak. Jika tidak, maka dia tergolong munafik, perhatikan apakah salatnya dilakukan sendirian atau berjamaah, apakah salat subuh dan isya dilaksanakan di masjid/mushalla atau di rumah.
Hal yang dibahas dalam buku ini mengenai Faktor-faktor yang memengaruhi integritas seseorang adalah proses makan dan minum (Makan Ketika merasa lapar dan berhenti sebelum kenyang sebagai bentuk Latihan menahan nafsu material), Pendidikan (semakin tinggi Pendidikan seseorang seharusnya semakin bertambah integritasnya), system pemerintahan (berperan langsung dan tidak langsung terhadap karakter masyarakatnya), dan faktor lingkungan. Prioritas pembangunan dalam system khilafah yang secara langsung dan tidak langsung memengaruhi integritas warga masyarakat diantaranya adalah pembangunan manusia, pembangunan politik, pembangunan ekonomi, dan pembangunan aqidah.
Sebagaimana tanaman yang memerlukan proses untuk merawat bibit unggul, bab akhir dalam buku ini mengkomunikasikan tiga pola besar proses perawatan integritas, yaitu penyiraman (menggunakan filosofi air yang jujur dan menyejukkan), pemupukan (ditaburi dengan pupuk kebaikan seperti aqidah dan akhlak), dan penyiangan integritas (dengan menghindari keburukan dari faktor internal dan eksternal).
5. Kesimpulan
Pada intinya, Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat. Berintegritas, tetaplah objektif terhadap permasalahan, berani ambil putusan dan siap menerima risiko, serta disiplin dan bertanggung jawab.
6. Komentar
Menurut saya, buku ini cocok untuk di jadikan panduan dalam membentuk perilaku atau akhlak yang baik karena dijelaskan secara lengkap bagaimana proses mengembangkan integritas itu sendiri. Kelebihan dalam buku ini adalah buku ini memberikan pengajaran dengan bahasa yang santai dan mudah di mengerti serta di lengkapi dengan kisah-kisah orang terdahulu. Kekurangan dalam buku ini adalah beberapa data yang disajikan dalam gambar tidak terbaca jelas seperti yang ada pada halaman 90. Saya harap buku ini dapat menjadi teladan bagi masyarakat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H