[caption id="attachment_290083" align="aligncenter" width="559" caption="Dok. Pribadi Deddy Corbuzier/Tribunnews.com"][/caption] Obssessive Corbuzier's Diet. Ya, diet yang digagas oleh seorang mentalis ternama Indonesia bernama Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo atau lebih tenar dengan panggilan Deddy Corbuzier ini melejit bak roket dalam kurun waktu singkat. Saya tidak tahu kapan tepatnya Obssessive Corbuzier's Diet,atau OCD singkatnya, ini pertama kali dimunculkan ke publik. Jangka waktu yang saya sebut "singkat" sebelumnya hanya dari sudut pandang saya sendiri, yaitu sejak saya mengenal apa itu OCD. Tepatnya, sejak badan saya semakin memelar pasca lebaran dan saya frustasi mencoba metode diet apalagi yang paling manjur. Kefrustasian saya dengan timbangan mempertemukan saya dengan sebuah link dari situs berita online dalam timeline twitter saya mengenai diet unik dan tidak menyiksa ala Om Deddy. Bukan hanya satu link, tetapi seperti bomber link, seakan-akan hari itu artikel kesehatan di berbagai media online fokus memberitakan tentang OCD. Dari situlah saya mempelajari mengenai OCD. Cukup mudah bagi saya untuk mengerti alur atau yang disebut Om Deddy sebagai "jendela makan". Kurang lebih seperti ini apa yang saya tangkap di awal melakukan diet OCD (tanpa membaca e-book nya, karena saya kira untuk mendownload e-book OCD kita harus membayar sejumlah uang) :
- Berpuasalah selama 16 jam, kemudian makan selama 8 jam. Total 24 jam. Pola ini dilaksanakan di minggu pertama
- Minggu kedua, beranjak ke puasa 18 jam yang artinya anda hanya boleh makan selama 6 jam dalam sehari.
- Minggu ketiga, memasuki tahap yang lebih berat, 20 jam dengan jatah waktu makan hanya 4 jam
- Minggu selanjutnya, tetap terapkan pola makan puasa 20 jam dan diselingi dengan puasa 24 jam penuh sekali hingga 2 kali seminggu. Misalnya, hari ini anda makan selama 4 jam pukul 12.00-18.00, kemudian puasa 24 jam sehingga anda baru boleh makan keesokan harinya pukul 18.00.
- Ingat, selama masa puasa anda tidak boleh memakan atau meminum apapun yang mengandung kalori. Hanya boleh memakan atau meminum sesuatu yang tidak mengandung kalori, contohnya air putih atau teh tawar tanpa gula (by the way contoh saya ini minuman dan saya belum menemukan contoh makanan dengan 0 kalori, kalau ada beritahu saya ya, saya dengan senang hati akan menyantapnya.)
- Oh ya, anda juga dilarang sarapan. Memasukkan makanan ke perut hanya diperbolehkan minimal 3 jam setelah bangun tidur.
Sulit? Mungkin sulit mungkin tidak, itu yang saya pikirkan pada mulanya. Dengan tekad bulat demi bisa memakai baju apa saja tanpa terlihat semakin lebar, saya memulai diet OCD saya. Rasanya? Biasa saja, tidak lapar, tidak lemas, mungkin karena sudah terbiasa puasa Ramadhan dan puasa Senin-Kamis. Lagipula saya adalah anak kos yang hobi mengirit-ria-di akhir bulan dan dibebani jadwal kuliah mulai jam pagi, jadi masalah sarapan, saya memang jarang sarapan dan itu tidak masalah. Jika ada rumor (entah mitos atau fakta) yang menyebutkan apabila kita tidak sarapan kita akan makan dengan porsi dua kali lipat saat makan siang, sepertinya salah. Tanpa sarapan saya tetap makan siang dengan normal, khas anak kos tentunya. Kembali ke pelaksanaan OCD saya, seminggu sudah saya melaksanakan diet 16 jam, ketika menimbang hasilnya sungguh sangat mengecewakan. Berat badan saya hanya turun 1 kg, saya ulangi 1 kg. Kenapa sedikit sekali? Â Kenapa OCDivers (sebutan bagi para pelaksana diet OCD-red) dan teman-teman saya yang melakukan OCD mendapatkan hasil cukup maksimal? Sempat berpikir mungkin tubuh saya sudah beradaptasi hidup tanpa kalori, jadi ia menganggap diet ini adalah rutinitas dan tidak mau menurunkan berat badan terlalu banyak. Karena sebelumnya saya juga pernah melakukan diet rendah kalori dengan susu dari Nutrifood, yaitu Weight Reduce Program atau WRP. Berbagai pertanyaan dan spekulasi ini berkecamuk di otak saya dan membuat saya jadi malas melanjutkan OCD, parahnya, puasa seminggu membuat saya melampiaskan hobi makan saya dengan parah saat saya berhenti OCD itu. Bahkan saya bisa makan malam 2 kali di 2 tempat berbeda. Alhasil, berat badan saya naik lagi melebihi sebelumnya. Frustasi menghampiri lagi. Saya sudah semester atas, sebentar lagi wisuda. Saya tidak ingin saat wisuda dan berkebaya saya terlihat seperti lemper berwarna-warni. Dengan kata lain, saya harus kurus atau paling tidak ideal dalam masa kuliah yang tinggal sebentar lagi ini. Saya kembali membulatkan tekad untuk mengulang OCD. Kali ini tidak gambling dengan hanya mengambil refrensi dari media online. Saya mengunjungi www.readyforfit.com. Ternyata e-book OCD gratis! Ah kenapa tidak saya download dari dulu. Dari e-book ini saya mempelajari lebih mendalam mengenenai OCD, ternyata OCD juga harus dibarengi dengan olahraga yang disebut OCD 7 minutes workout (07W) dalam keadaan perut kosong. Hasil? Lumayan berhasil daripada sebelumnya. Bahkan saya sudah mencoba puasa 24 jam dan berakhir seperti orang mau mati saking lemasnya. Pernah gagal juga karena saya tidak kuat menahan lapar dan jatuh sakit. Sakit membuat saya vakum dari OCD selama beberapa minggu. Dan Senin besok saya berencana memulai diet OCD lagi. Semoga berhasil. Semoga saya kurus. Kesimpulan saya, OCD bergantung pada niat dan kemampuan anda menahan lapar. Saya sering tidak tahan lapar dan makan di jam puasa saya. Niat saya juga belum begitu kuat mengingat salah satu hobi saya adalah makan, tanpa memperhatikan jam. Saya juga alhamdulillah dikaruniai tubuh yang sangat mudah jatuh sakit apabila kurang makan dan kurang istirahat. Mungkin saya tidak cocok dengan OCD atau mungkin sugesti saja ketidakcocokanya. Yang jelas saya tidak akan menyerah, besok saya akan restart OCD saya. Hwaiting! ^^ Bagaimana dengan rekan-rekan sekalian? Ada yang OCD nya sudah berhasil? [caption id="" align="alignnone" width="279" caption="sumber : www.readyforfit.com"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H