Selera seseorang dalam memilih musik favorit adalah indikator paling mudah untuk menilai kapan atau di zaman mana seseorang itu lahir. Bapak-bapak yang hafal dan fasih menyanyikan lagu The Beatles saat ada event "Beatles Night" di kafe ibukota pasti mayoritas beranjak dewasa di sekitar tahun 60-70an, kecuali untuk anak muda yang lahir circa 1990 lalu menahbiskan diri mereka untuk jadi The Beatles "hipster". Mudah bukan menebak umur seseorang, selain menerka dari rupa muka? Sebagai salah satu orang yang dilahirkan di generasi MTV, saya merasa beruntung karena saat masih kecil tidak perlu mendengarkan lagu Goyang Dumang milik Cita Citata. Atau mendengarkan grup musik Indonesia bernafaskan irama Melayu yang memberi kesan bahwa ketika kita merasakan cinta disitu pula ada derita. Tapi saya teringat denganbejibun nya lagu-lagu di masa itu yang entah siapa penyanyinya, namun sangat catchy di telinga. Seperti contoh laguThe Rembrandts yang berjudul I'll Be There For You. Ada di mana gerangan grup ini setelah lagunya sukses menjadi OST serial Friends yang ngetop di zamannya? Atau ada yang masih ingat dengan Chumbawamba denganTubthumping-nya? Mungkin personil band-band ini juga sudah lupa mereka pernah terkenal hanya karena "satu lagu berjuta makna" milik mereka. Adalah Adnan Januzaj, seorang pemuda dengan talenta sepakbola di atas rata-rata, lahir di Belgia tanggal 5 Februari tahun 1995, mempunyai keturunan Albania-Kosovo-Serbia-Turki, dan sekarang menetap di Inggris untuk menjadi pemain Manchester United. Mungkin Januzaj sudah masuk MURI-nya Jaya Suprana jika ia tinggal di Indonesia dengan jumlah garis keturunan seperti itu. Januzaj dibeli dengan harga rendah dari klub Belgia, Anderlecht pada saat rezim Sir Alex Ferguson berkuasa. Lalu dengan percaya dirinya, publik Old Trafford menyamakan kedatangan Adnan Januzaj sama seperti kedatangan Cristiano Ronaldo. Januzaj memulai musim BPL pertamanya (musim 13/14) dengan tidak mengecewakan, stabil, dan bersemangat. Statistik mengatakan bahwa musim pertama Januzaj dan Ronaldo (musim 03/04) tidak begitu jauh berbeda. Anehnya, performa Januzaj memuncak saat David Moyes menjadi manajer Manchester United.
source: mirrorfootball.co.uk Dengan performa Januzaj yang sangat brilian saat itu, ia serta-merta menjadi pemain termuda di skuad timnas Belgia sekaligus yang terakhir dipanggil Marc Wilmots untuk bertarung di ajang World Cup 2014. Walhasil, dengan pencapaian seperti itu, Januzaj diprediksi banyak media akan menjadi pemain kunci di musim BPL berikutnya. Musim baru Liga Inggris dimulai. Revolusi besar-besaran dilakukan United. Louis van Gaal direkrut sebagai arsitek menggantikan David Moyes yang telah membuat Red Devils babak belur di Liga Inggris 13/14, pemain kelas A seperti Angel Di Maria dan Falcao ikut masuk ke dalam skuad Manchester United musim 14/15. Skuad yang bisa dibilang sangat potensial untuk kembali menjadi contender juara BPL. Maklum, di musim sebelumnya United bermain seperti domba yang kehilangan arahan gembala dan tidak jarang jadi bahan lelucon di berbagai sosial media. Kedatangan Angel Di Maria dari Real Madrid seperti angin segar di Old Trafford dan juga menjadi titik balik peran Adnan Januzaj di skuad Manchester United. Posisi dan cara bermain yang mirip serta jam terbang yang tinggi memaksa Louis van Gaal mengesampingkan Januzaj dan menjadikan Di Maria yang utama. Coba kita bandingkan jumlah penampilan Januzaj di musim 13/14 dengan musim 14/15.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI