Pemerintah akhirnya menegaskan untuk tidak melarang masyarakat mudik ke kampung halamannya masing - masing.Â
Dilansir dari Kompas.com Kamis (03/04) yang lalu, Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menyampaikan bahwa Presiden tidak melarang masyarakat untuk mudik, namun pemudik langsung berstatus ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan wajib mengisolasi diri secara mandiri sebagaimana protokol kesehatan yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pernyataan di atas sebenarnya bertentangan dengan rencana Pemerintah sebelumnya sebagaimana dikutip dari unggahan detik.com (30/03) Senin lalu, "Saya melihat sudah ada imbauan dari tokoh-tokoh dan gubernur kepada perantau di Jabodetabek untuk tidak mudik, dan ini saya minta untuk diteruskan dan digencarkan lagi, tapi menurut saya imbauan seperti ini juga belum cukup. Perlu langkah yang lebih tegas untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 ini" ujar Presiden Joko Widodo.
Perubahan Rencana Kebijakan merupakan suatu hal yang lumrah dalam dinamika Pemerintahan. Jangankan rencana, Kebijakan yang sudah ditetapkan dalam hitungan hari saja masih boleh direvisi atau bahkan dicabut, sehingga domain tersebut tidak menjadi pembahasan utama dalam artikel ini.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa saat ini beberapa daerah di Pulau Jawa sudah menjadi episentrum penyebaran Virus Covid - 19, sebut saja Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur serta beberapa daerah lainnya.Â
Menariknya beberapa daerah ini merupakan "surga" bagi para perantau dari berbagai penjuru Nusantara, baik mereka yang merantau untuk mencari nafkah maupun untuk menimba ilmu.
Berdasarkan realita yang dikemukakan di atas ditambah dengan tidak adanya larangan mudik bagi masyarakat menjelang Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri beberapa bulan lagi, tidak salah rasanya bila penulis memiliki hipotesa sebagaimana yang dimuat di dalam judul artikel ini.
Unggahan Kang Emil (Gubernur Jawa Barat) berikut ini menjadi salah satu dasar hipotesa penulis
Dalam unggahan tersebut jelas tergambar betapa bahayanya "mudik" bagi keluarga di kampung halaman di tengah situasi seperti saat ini.Â
Hal tersebut tidak hanya bisa membahayakan keluarga si pemudik yang nekat pulang ke kampung halaman, tapi juga keluarga dari masyarakat yang lebih memilih untuk tidak mudik karena khawatir dapat menjadi carrier bagi keluarganya.