Mohon tunggu...
Yudistira ImamPutra
Yudistira ImamPutra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Negeri Semarang

Saya menyukai konten konten olahraga dan jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa UNNES dan Santri Ponpes Masjid Ulul Albab Adakan Penyuluhan Etika dan Kesantunan Berbahasa

30 November 2023   21:57 Diperbarui: 30 November 2023   22:33 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam wujud kolaborasi antara mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan Santri Ponpes Masjid Ulul Albab UNNES, terbentuklah sebuah inisiatif menarik untuk membawa perubahan positif dalam budaya berbahasa dan komunikasi. Kegiatan ini, diaksanakan pada Kamis, 02 November 2023 di Ma’had MUA UNNES, menjadikan penyuluhan etika dan kesantunan berbahasa sebagai sarana untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan aspiratif kepada santri.

Metode yang diimplementasikan oleh kelompok ini mencakup pendekatan yang terstruktur, dimulai dengan metode pengajaran didaktik yang berfokus pada transfer pengetahuan mengenai kesantunan berbahasa kepada para santri. Dengan mengutamakan interaktifitas, para mahasiswa mendialogkan aspek-aspek kritis terkait formalitas, ketidaktegasan, dan kesamaan dalam berkomunikasi.

Tidak hanya itu, metode tanya jawab yang diadopsi dari pendapat Abuddin Nata melibatkan peserta didik untuk aktif bertanya dan berpartisipasi dalam membangun wawasan bersama. Pertanyaan-pertanyaan ini mendorong refleksi dan membuka ruang bagi santri untuk menggali lebih dalam mengenai kesantunan berbahasa.

Selanjutnya, pendekatan berbasis pengalaman digunakan untuk mengaitkan pembelajaran bahasa dengan pengalaman pribadi santri. Ini menciptakan dimensi praktis yang memudahkan santri menginternalisasi konsep kesantunan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari. Metode identifikasi dan imitasi turut dilibatkan, di mana santri diarahkan untuk mengidentifikasi diri dengan teladan positif dan meniru perilaku yang dianggap santun.

Tabel kegiatan yang disajikan dengan jelas menunjukkan fokus kegiatan, sasaran, indikator/output, dan dampak yang diharapkan. Sosialisasi terkait pentingnya kesantunan dalam berbahasa disertai dengan harapan bahwa para santri mampu menambah wawasan dan menerapkan kesantunan berbahasa dalam kehidupan bermasyarakat.

Prinsip-prinsip kesantunan berbahasa yang diintegrasikan dalam penyuluhan ini melibatkan konsep formalitas, ketidaktegasan, dan kesamaan. Dengan merujuk pada teori Leech (1993) dan Pranowo (2009), kegiatan ini bukan hanya membahas prinsip-prinsip teoritis, tetapi juga mengeksplorasi makna praktis dari penerapan maksim kesantunan linguistik.

Maksim-maksim seperti kerendahan hati menjadi fokus, dengan penekanan pada sikap terbuka dan penghargaan terhadap pendapat orang lain. Pepatah "maksim pencegahan" diajarkan untuk berpikir sebelum berbicara atau menulis, membentuk pemahaman bahwa pesan yang diungkapkan dengan bijaksana dapat mencegah kesalahan komunikasi yang merugikan hubungan.

Langkah selanjutnya mengarah pada penerapan maksim kesantunan dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya meningkatkan kesadaran diri terhadap perkataan dan tindakan, serta memahami konteks komunikasi, menjadi bagian integral dari pembahasan. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan situasi dan mendengarkan dengan penuh perhatian menjadi strategi untuk menciptakan komunikasi yang efektif dan positif.

Dalam pandangan yang lebih luas, kelompok ini berusaha untuk menghubungkan konsep kesantunan berbahasa dengan nilai budaya dan norma sosial. Maksim kesantunan linguistik dianggap sebagai pedoman perilaku verbal yang mencerminkan nilai-nilai budaya. Prinsip kerendahan hati, kejelasan, dan pencegahan diartikan sebagai landasan untuk menciptakan hubungan komunikasi yang saling menghormati, membangun kepercayaan, dan memperkuat ikatan sosial.

Materi disajikan dengan mempertimbangkan konteks komunikasi yang berbeda, baik dalam lingkungan formal maupun informal. Kesadaran akan perbedaan ini diharapkan dapat membantu santri menyesuaikan gaya komunikasi mereka sesuai dengan kebutuhan dan standar yang berlaku.

Dengan menggabungkan teori dan praktik, mahasiswa UNNES dan santri Ponpes Masjid Ulul Albab UNNES bukan hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga membentuk dasar-dasar kesantunan berbahasa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan maksim kesantunan linguistik membawa manfaat dalam membangun hubungan komunikasi yang santai, mengurangi konflik, dan memberikan keunggulan kompetitif, terutama dalam dunia kerja yang menuntut kemampuan berkomunikasi efektif dan sopan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun