Masih ingatkah dengan lagu menabung yang dinyanyikan oleh Saskia dan Geofanny?
Bing beng bang
Yok kita ke bank
Bang bing bung
Yok kita nabung
Tang ting tung hey jangan dihitung
Tahu tahu kita nanti dapat untung
Lagu ini sangat populer pada pertengahan tahun 90-an. Lagu ini mengkampenyekan kegemaran menabung untuk anak-anak. Namun, apakah kegiatan menabung ini masih relevan dengan keadaan saat ini?
Menurut Badan Pusat Statistik, sepanjang April 2015, terjadi kenaikan inflasi atau kenaikan rata-rata harga barang dan jasa sebesar 0,36%. Untuk inflasi tahunan (year-on-year) sebesar 6,79%. Nah, coba bandingkan dengan bunga jika kita menabung di bank, hanya sebesar 0,9%-1,90% per annum (per tahun). Belum lagi dikurangi oleh biaya administrasi sebesar Rp 7.500 - 13.000. Kalau dihitung bukannya dapat untung malah buntung, tidak relevan dengan lirik lagunya.
Lalu bagaimana dengan deposito? Bunga deposito berkisar antar 3,9% - 7% per annum. Itu juga masih dipotong pajak 20% untuk bunganya. Terus gimana dong? Nyimpen uang di bawah bantal? Jangan! Yang ada uang ilang digondol maling hehe...
Daripada uangnya hilang di bawah bantal, lebih baik diinvestasikan. Investasi? Yup investasi. Ah, saya takut ditipu! Ya investasinya yang bener dong, jangan investasi yang absurd ga jelas dengan embel-embel investasi jati, investasi jabon, ternak sapi, arisan berantai, dan masih banyak lainnya. Ada yang menawari 30% sampai 300% per bulannya. Tentu saja ini sangat menggiurkan, apalagi masyarakat kita gemar mendapatkan uang tanpa kerja keras, dan baru sadar setelah ketipu lalu nangis garuk-garuk tanah.
Dalam investasi dikenal high risk, high return. Low risk, low return. Kalau mau dapat imbalan  30% sampai 300% per bulan, ya pasti risiko ruginya pasti sangat tinggi. Maka kalau ada yang menjanjikan imbalan tinggi dengan risiko nol, itu pasti penipuan.
Nah, daripada uangnya disedekahkan ke penipu. Lebih baik diinvestasikan di jalan yang benar. Selain deposito seperti yang telah disebutkan di atas, berikut investasi yang bisa dilakukan:
1.Tanah dan Bangunan
Ini investasi yang paling aman, karena tanah dan bangunan harganya akan selalu naik tiap tahunnya. Apalagi kalau hari senin hehe...Selain itu kita bisa menjualnya kembali ketika harga sudah naik, atau mendapatkan pendapatan rutin dari hasil uang sewa.
2.Investasi Emas
Tujuannya untuk menjaga nilai uang. Karena harga emas akan naik tiap tahunnya, walaupun akhir-akhir ini menunjukkan kecenderungan menurun. Tapi emas yang dimaksud adalah logam mulia (dalam bentuk batangan), bukan emas perhiasan, karena nilainya lebih tinggi.
3.Modal Usaha
Bisa dengan membuka toko kelontong di depan rumah, berjualan bubur, nasi uduk, atau bisnis lain sesuai dengan minat kita. Bisa juga dengan membuka toko onlineshop.
4.Investasi Dalam Pasar Modal
Bisa dilakukan dalam bentuk obligasi, atau saham. Namun, apabila masih ragu untuk terjun langsung, bisa investasi dalam bentuk reksadana.
Jika sudah memilih jangan lupa untuk selalu cermat dalam menghitung imbalan yang ditawarkan, dan risiko yang mungkin terjadi. Dan coba untuk simpan dalam beberapa jenis investasi, sehingga risikonya juga dapat diminimalisir.
Ayo jadi bagian dari solusi, bukan jadi bagian dari masalah. jangan tanya kenapa investor asing menguasai pasar modal atau sendi-sendi ekonomi kita, lah kitanya aja males untuk berinvestasi. Yuk mulai investasi dari sekarang, yang bener loh bukan yang bodong hehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H