Pada kasus konflik China-Taiwan terjadi sebuah perbedaan kepentingan dan keinginan dari kedua belah pihak yaitu RRC yang ingin adanya satu China dan Taiwan yang ingin merdeka menjadi Negara sendiri. Hal ini dapat didasari dari segi kepentingan nasional dimana suatu Negara ingin merdeka karena ingin mengatur dan menjalani roda pemerintahan sendiri agar terciptanya kesejahteraan rakyatnya. Dari konflik ini dapat dilihat bahwa cina sangat agresif dalam melakukan serangkain gertakan kepada Taiwan agar Negara itu segera bergabung kembali ke dalam Negara kedaulatan cina seperti Hongkong yang sekarang sudah menjadi wilayah cina kembali setelah sempat dikuasai oleh Inggris.
Namun dalam konflik yang terjadi diantara kedua negara ini ada negara besar seperti AS bermain di belakang Taiwan. Segala bentuk bantuan secara financial dan lainnya dilakukan oleh AS kepada Taiwan agar kekuatannyapun bisa setara dengan cina karena seperti kita ketahui bahwa kekuatan militer China sekarang ini sudah berkembang pesat, hal ini juga direspon AS untuk membendung China dikawasan asia timur. Selain itu cina juga sangat agresif dengan beberapa kali melakukan latihan militer di perairan dekat Taiwan yang membuat perhatian AS tertuju agar memberikan bantuan ke pada Taiwan dalam hal pertahanan militernya.
Dalam hal ini kestabilan keamanan di kawasan asia timur menjadi tegang karena cina sekarang ini sedang gencar dalam mengembangkan tenaga nuklir jika perang terbuka terjadi dikhawatirkan perang nuklir juga terjadi karena ditakutkan Taiwan akan membalasnya dengan serangan-serangan yang besar karena dukungan senjata dari AS sangat lancar. Dan mau tak mau dampak dari ketegangan diantara kedua belah pihak ini ditakuti juga berdampak ke negara-negara lain seperti Vietnam, korea selatan, korea utara, dan jepang. Sehingga diharapkan adanya perundingan perdamaian diantara cina dan Taiwan sehingga dikawasan asia timur kestabilan keamanan disana akan lancer karena jika hal itu tidak tercapai maka akan berdampak ke dalam sisi ekonomi karena akan menganggu arus perdagangan dikawasan itu sendiri dan juga akan merugikan China dan Taiwan atau bahkan juga berdampak kepada negara di sekitar daerah konflik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H