Untuk menjawab pertanyaan Mengapa berdoa? Perlu pemahaman yang sederhana bagi penulis tentang pertama-tama apa arti doa. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, doa adalah permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan. Sedangkan berdoa artinya adalah mengucapkan (memanjatkan) doa kepada Tuhan. Berarti doa adalah suatu permohonan yang ditujukan kepada Allah yang didalamnya ada harapan, permintaan dan pujian. Doa dalam bahasa Yunani mempunyai beberapa arti diantaranya adalah aiteo yang berarti “meminta”. Deomai (dengan menegaskan kebutuhan konkret), erotao: “menghimbau” (dengan menegaskan kebebasan si pemberi): kata-kata ini dipakai baik di bidang profan maupun keagamaan, namun mengandung ide meminta dengan sangat, berdoa dan mengemis. Sedangkan menurut J.G.S.S Thomson , doa adalah kebaktian yang mencakup segala sikap roh manusia dalam pendekatannya kepada Allah. Orang Kristen berbakti kepada Allah jika ia memuja, mengakui dan memuji dan mengajukan permohonan kepada-Nya dalam doa. Doa sebagai perbuatan tertinggi yang dapat dilakukan oleh roh manusia, dapat juga dipandang sebagai persekutuan dengan Allah, selama penekanannya diberikan kepada prakarsa ilahi. Seseorang berdoa karena Allah telah menyentuh rohnya. Dalam buku Teologi Doa terungkap bahwa doa adalah penggerak agama. Tanpa doa, agama adalah upacara adat atau kebudayaan saja, sehingga titik awal doa bukanlah agama dan segala peraturannya mengenai doa, melainkan doa pribadi yang timbul dari dalam hati yang pertama-tama adalah pengungkapan iman. Pemahaman tentang doa inilah yang menjadi dasar refleksi saya untuk memahami mengapa berdoa.
1. Doa Sebagai Penghayatan Kesatuan Tuhan dan Manusia
Tuhan dipahami sebagai pencipta alam semesta. Ia menciptakan dunia ini dengan melepaskan semuanya untuk manusia. Ia dipahami sebagai pencipta dan manusia sebagai orang yang bertugas untuk menjalankan dan merawat alam semesta. Dari hubungan ini dapat dikatakan bahwa antara Tuhan dan manusia tidak dapat dipisahkan. Tuhan tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Dunia adalah karya tangan Tuhan yang diserahkan kepada manusia, karena sudah diserahkan kepada manusia, maka manusia wajib mengelolah alam. Walaupun Tuhan sudah menyerahkan alam ini sepenuhnya pada manusia, Tuhan tetap ambil bagian dalam alam ini. Tuhan tidak membiarkan alam ini bergerak begitu saja. Tuhan sebagai pencipta tidak akan pernah meninggalkan alam ini begitu saja. Tuhan terus menerus melihat realitas alam ini berkerja, sehingga dapat dipahami bahwa Tuhan terus menerus menciptakan dunia ini. Ia tidak pernah berhenti menciptakan alam ini. Tuhan adalah dasar dan titik awal segala-galanya realitas di dunia ini.
Kenyataan dan realitas pemahaman tentang Tuhan akhirnya bermaksud untuk menunjukkan bahwa Tuhan itu ada dekat dalam kehidupan kita. Tuhan selalu bersama-sama dengan kita dalam kehidupan manusia. Manusia selalu menjalin komunikasi yang dekat dengan Tuhan, karena Tuhan yang menciptakan alam ini tidak terlepas begitu saja dengan alam. Ia ada bersama-sama dengan alam. Ia juga merasakan apa yang menjadi perjuangan hidup manusia di alam. Sarana komunikasi antara Tuhan dan manusia adalah doa. Lewat doa manusia berbicara dengan Tuhan. Dengan berdoa manusia menjalin komunikasi dengan Tuhan untuk mencari dan menemukan penjelasan dalam hidup. Dengan berdoa manusia mencari pelindungan Tuhan dari perjuangan yang dihadapi. Dengan demikian manusia berjuang bersama dengan Tuhan, sehingga doa bukan saja perjuangan hidup manusia melainkan upaya manusia menyerahkan diri kepada Tuhan supaya mampu berjuang.
Kalau dikatakan doa sebagai sarana pencarian dan komunikasi dengan Tuhan, karena sudah merasakan kedekatan dengan Tuhan, maka janganlah lupa bahwa Tuhan tidak dapat dilepaskan dari dunia, sehingga dapat dikatakan bahwa doa sebagai penghayatan hidup yang selalu dalam ikatan hubungan dengan Tuhan. Manusia menerima hidup dari tangan Tuhan dan mengakuinya sebagai karya tangan Tuhan. Jadi, doa dapat dikatakan sebagai penghayatan hidup manusia dalam kesatuan dengan Tuhan.
2. Doa Sebagai Suatu yang Diwariskan
Doa itu diwariskan secara langsung dalam keluarga. Di dalam keluarga anak dididik untuk berdoa. Di dalam keluarga anak diajarkan untuk berdoa. Entahkah pada awalnya anak diajarkan tanda salib, doa bapa kami, doa salam maria dan doa kemuliaan. Meskipun pada awalnya anak tidak mengerti tentang makna dan arti doa tersebut, namun ia sadar pada saat itu ia harus berdoa.
Kebiasaan berdoa yang diajarkan dalam keluarga tidak dapat dilepaskan dari unsur kebudayaan, karena doa itu berakar pada masyarakat dan kebudayaan. Ciri khas yang terdapat dalam satu kebudayaan dan masyarakat terinternalisasi dalam sikap dan cara berdoa serta menghantar orang untuk berdoa.
3. Doa sebagai Ajakan Orang lain dan sebagai Aturan
Ada yang mengatakan bahwa mereka berdoa hanya karena ikut ajakan teman atau orang lain. Ungkapan ini sebenarnya mau mengatakan bahwa orang berdoa karena hanya untuk mengikuti atauran atau rutinitas belaka. Ya, karena sudah di atur dalam aturan komunitas jadi harus ikut saja tanpa memikirkan manfaat dari doa itu sendiri.
4.Doa sebagai ekspresi iman