Mohon tunggu...
Josie Indry
Josie Indry Mohon Tunggu... -

seorang ibu,dokter, praktisi manajemen perumahsakitan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Yang Tercecer dari Hari Raya Lebaran : Bertemu Teman Masa Kecil

8 September 2012   06:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:46 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moga-moga belum basi. Keinginan sharing sudah dari beberapa hari lalu tetapi berhubung asisten di rumah ambil cuti lebaran 2 ( dua ) minggu dan saya yang gantian jadi Inem , saya baru sempet menuliskannya sekarang. ( Wehh, maunulis di Kompasiana saja mesti tergantungsiklus mudik pembantu...hiks..! )

H+3Lebaran masuk sms di BB saya. Nomor tidak dikenal. Biasanya saya abaikan karena paling-paling orang nawarin pinjaman, jualan , minta pulsa atau malah nakut-nakutin keluarga kita ada yang kecelakaan atau ditangkap polisi dan ujung-ujungnya cuma mau menipu. Uf..! Tapi berhubung ini Hari Raya bisa jadi ini SMS dari teman lama yang entah bagaimana bisa tahu no HP saya yang 18 bulan ini sudah ganti nomor. Jadi saya buka SMS. Isinya pendek , menanyakan apakah ini benar HP saya. Saya jawab dengan siapa ? Dibalas bahwa dia adik kelas, teman waktu kecil, tetangga di kampung dulu. Sedetikada berderet nama di kelapa saya, tetapi saya coba tebak namanya. Woilaa..ternyata benar , dia ! Dia tahu nomor HP saya dari adik saya yang pulang kampung Lebaran ini dan dia rupanya juga pulang kampung , main ke rumah saya. Bersilaturahmi dengan orang tua saya sekaligus mantan gurunya. Begitulah kebiasaan kami sekeluarga, meskipun kami tidak merayakan Lebaran tetapi rumah kami selalu rame saat Lebaran .Mantan murid ,tetangga dan saudara-saudaraselaludatang bersilaturahmi dengan Bapak dan Ibu. Dikiranya saya pulang juga..

Lama banget kami tidak bertemu. 25 tahun atau lebih. Terakhir ketemu rasanya saya masih SMA dech. Akhirnyakami bertukar kabar via SMS . Dia sudah menikah ,tinggal di Bogor , anaknya 3 ( tiga ) orang , cewek semua. Ah, keluarga yang seru pasti karena teman saya ini 4 ( empat ) bersaudara laki-laki semua. Anak ke 2 dan ke 3 ternyata lahir di Bogor disalah satu cabang RS dalam Group RS tempat saya bekerja. Ya, ampun..! Jadilah kami bernostalgia tentang masa kecil yang seru dan lucu. Lalu tentang anak saya dananak diayang ekskulnya segambgreng, les ini itu ngga jelas.

“Ngomong-ngomong tentang les, saya berterima kasih dulu pernah jadi muridnya mbak…”, katanya. Oh, ya ? Walahhh, saya malah lupa. Dulu kayaknya sehh memang suka belajar bareng-bareng dan siapa yang mau tanyasayaayo saja ngebantu. Eh, tidak mengira itu jadi memori teman kecil saya.

Saya mencoba mengabsen4 nama-nama adiknya yang ganteng-ganteng. Sambil menguji ingatan saya. Rupanya ingatan saya tidak begitu baik. Nama adiknya saja ketukar-tukar..Wedehhh..! Sebenarnya dia punya seorang adik perempuan. Adiknya meninggal karena sakit tahun 1978 kalau tidak salah usia berpulang sekitar 7- 8 tahun.. Saya masih suka sedih kalau mengenangnya . Saya menyebutnya sebagai your beautiful little sister..Ingat teman kecil yang baik hati, yang berambut panjang. Dia bilang, “ Bener mbak, temen aku kan cuma dia di rumah.Mama galak..Papa berlayar. Suka sedih berdua…”Ah, jadi nyesek baca tulisannya. Kebayang ngga , seorang laki-laki berusia diawal 40 tahun, menuliskan kenangan masa kecilnya begitu rupa ,meski diakhiri dengan tulisan he…he…he…

Dibalik keceriaan seorang anak seringkali tersimpan hal-hal yang mungkin menimbulkan luka di hati seorang anak. Entah karena kesepian, kurang dicintai atau kurang diperhatikan. Tetapi seorang anak sebenarnya tidak selemah yang orang dewasa kira. Dengan kepolosan dan keceriaan , seorang anak mampu menerima , bertahan dan move on bahkan move up melanjutkan hidup.Saya jadi terkenang masa kecil sendiri , yang merasa kurang diperhatikan oleh Ibu. Maklum anak banyak dan semua harus dikasih makan, disekolahkan. Jadilah kedua orang tua saya banting tulang. Pagi ngajar sore keliling memberi les. Kalau anak lain sering dipeluk Ibunya saya termasuk yang tidak memiliki ingatan dipeluk Ibu. Ingatan itu sepertinya yang membuat saya tidak mudah berkomunikasi dengan Ibu. Adik-adik saya bilang suka “ konslet “. Perlu waktu bertahun-tahun buat saya memahami sikap Ibu saya. Pada akhirnya ,setelah menikah dan punya anak, menjadi ibu yang bekerja saya bisa menerima begitulah cara Ibu saya mencintai saya. Saya yakin beliau pun tidak ingin begitu. Kondisi dan situasi membuat Ibu harus memilih, antara memeluk anak atau bekerja keras. Pemahaman terhadap Ibu membuat sayasering memeluk memberi waktu buat anak saya di tengah semua kesibukan saya.

Sampai saat ini Ibu selalu rajin mengirim paket apa saja buat saya. Seringkali makanan dan Ibu selalu menyertakan makanan kesukaan saya dalam setiap paket yang dikirim: burung goreng khas kota kelahiran saya ! Mungkin itu cara beliau menebus waktu-waktu yang dulu hilang. Saya pun berusaha make her happy setiap kali menengok beliau. Setiap kali menelepon mengabarkan saya dan keluarga kecil saya mau pulang, ibu sudah request minta diajak ke salon :creambath ! Permintaan yang sederhana. Sebenarnya bukan creambathnya, saat-saat ngobrol berdua di salon itu lho yang asyik.

Sampai saat tulisan ini ditulis, saya belum bertemu dengan teman kecil saya. SMS terakhir dia sudah balik ke Bogor dan menanyakan apakah saya punya nomor Indosat. Saya jawab tidak. Entah kapan saya akan bertemu dengannya lagi.

Ah, masa kini ada karena masa lalu bukan ?Dan sudah pasti tidak bisadiingkari betapa pun kita menginginkannya. Saya yakin aneka peristiwa dalam hidup membuat kita bertumbuh -bukan menjadi orang lain -tetapi menjadi pribadi yang lebih baik.

Selamat Hari Raya Idul Fitri !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun