Mohon tunggu...
Yudi Irawan
Yudi Irawan Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan Seorang Penulis

Seseorang yang baru saja belajar menulis di usia senja :-)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sunrise Cantik si Gunung Batur

19 Januari 2024   16:53 Diperbarui: 19 Januari 2024   16:59 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam 04:28 kami tiba di Pos 1 yang juga merupakan sebuah warung yang masih tutup (dan masih saja tutup ketika kami kembali dari puncak Gunung Batur). 

Pos 1 Gunung Batur - dokuemtasi pribadi
Pos 1 Gunung Batur - dokuemtasi pribadi

Jam 04:33 kami melanjutkan perjalanan kembali. Elevasi masih saja tidak bersahabat dan terus menanjak tanpa ampun, tanpa bonus. Sementara suhu dingin tidak berkurang sama sekali. Mulut kamipun semakin sering mengelurkan asap karena intensitas nafas kami yang semakin menderu. Adapun mengenai kondisi jalan masih berupa tanah yang sedikit berpasir.

Pos 2!! Yeay... akhirnya kami tiba di Pos 2 tepat pada jam 05:05. Dan seperti di Pos 1, Pos 2 inipun merupakan sebua warung yang keberadaannya masih tutup. Kondisi juga masih gelap. Namun dari Pos 2 ini kami sudah bisa melihat pemandangan di bawah berupa lentera-lentara yang berasal dari perahu-perahu nelayan yang sedang bersandar di bibir Danau Batur yang tenang. Tidak ada pepohonan di Pos 2 ini sehingga kami bisa dengan jelas melihat kondisi, suasana, dan pemandangan di bawah. Bahkan langit cerah dengan ribuan bintangnya juga dapat kami lihat secara langsung. Subuh yang indah....

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Tidak perlu berlama-lama, kami lanjutkan kembali perjalanan kami dengan harapan kami tiba di puncak sebelum matahari terbit. Perjalanan ke Pos 3 ini rasa-rasanya semakin sulit. Jalan tanah dengan beberapa akar pohon yang menyembul keluar menjadi pijakan sepatu-sepatu kami. Langkah kami juga semakin gontai. Kaos semakin basah. Tapi justru semakin membuat semangat kami mucul, sebab beberapa kali Made memompa adrenalin kami dengan mengatakan kalau Pos 3 semakin dekat. Dan itu artinya puncak Gunung Batur juga semakin dekat. Adduuhhh... bisa aja nih si Bli Made...

05:41 akhirnya kami berhasil tiba di Pos 3 yang merupakan pos terakhir sebelum summit ke puncak. Sayangnya saya lupa mengambil gambar atau foto Pos 3 ini. Duh maafkan ya pemirsah... Dan di Pos 3 ini juga terdapat warung (yang lagi-lagi dalam kondisi tutup) dengan sebuah gubuk berukuran kurang lebih 22 meter di sebelah kanannya. Di gubuk inilah kami putuskan untuk melakukan sholat subuh sebelum kami melanjutkan perjalanan menuju puncak gemilang cahaya (eh itu mah lirik lagi Akademi Fantasi Indosiar atau AFI ). 

Bismillah, semangat!!! Kami angkat lagi kaki dan semangat kami untuk terus melangkah melewati jalan bebatuan yang beberapa diantaranya cukup tajam. Dari belakang sudah mulai muncul lembayung kemerahan walau belum tegas, "Kita harus segera sampai puncak nih sebelum mataharinya muncul" pekik saya ke diri sendiri dan juga ke Agung. Tapi, bukannya semakin mempercepat langkah, justru disini kami banyak berhenti. Ini disebabkan pemandangan aduhai di belakang kami yang tidak ingin kami lewatkan untuk diabadikan. Terlihat jelas dari ketinggian ini Danau Batur dengan air yang berwarna biru dengan perahu-perahu kecil (terlihat kecil maksudnya) hampir di setiap pinggirnya. Belum lagi kabut putih terhampar indah persis diatas air danau itu. Semakin syahdu pemandangan di bawah sana, Sementara di belakangnya tampak Gunung Agung (3142 mdpl) berdiri gagah, seolah menjadi penjaga dua gunung kecil di depannya, yaitu Gunung Abang dan Gunung Troyan. Masya Allah....

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Setelah puas mengabadikan diri kami dengan foto dan juga video, kami tuntaskan tujuan kami dengan mencapai puncak. Alhamdulillah... akhirnya kami bisa menjejakkan jari jemari kaki ini ini di puncak Gunung Batur 1717 mdpl tepat di jam 06.12. Hilang sudah semua lelah kami begitu kami berdiri menghadap keindahan Danau Batur, Gunung Agung, Gunung Abang dan Gunung Troyan. Seolah ingin membayar setiap peluh kami yang terus turun, samudera awanpun perlahan mulai mucul, selayaknya seorang tokoh utama yang tampil belakangan dalam sebuah fragmen televisi yang menjadi klimaks sebuah tontonan dan diakhiri dengan tepuk tangan seluruh penonton. Betul-betul sebuah sabda alam yang tidak akan bisa kami lupakan begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun