Mohon tunggu...
Yudi Irawan
Yudi Irawan Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan Seorang Penulis

Seseorang yang baru saja belajar menulis di usia senja :-)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Catatan 42 Hari Seorang Haji Mandiri (Mekkah Al Mukarromah Hari 19)

24 Oktober 2019   09:27 Diperbarui: 24 Oktober 2019   09:30 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rangkaian kegiatan kami sebagai rombongan Jamaah Haji Mandiri, dimulai dengan mengadakan pertemuan (kalau bahasa kerennya sih meeting, hihihi.. ) yang membahas tentang pemantapan dan pembekalan manasik Haji oleh Hanung sebagai Ketua Rombongan. Pertemuan kami pagi hari ini awalnya dilakukan didalam Musholla. Tapi karena bertepatan dengan adanya agenda lain dari rombongan lain juga maka akhirnya kami pindah ke lantai lain, tepatnya disebuah ruang kosong disebelah ruang makan. Banyak hal yang dibicarakan dalam pertemuan ini, mulai dari tata cara ibadah haji itu sendiri, tekhnis pemberangkatan kita dalam satu tombongan, penempatan di tenda Mina dan Arofah, sampai pada pemutusan yang ikut program tarwiyah atau tidak serta pilihan nafar awal atau nafar tsani.

Pertemuan yang dilakukan mulai jam 07.00 WAS ini dilakukan dengan sangat hangat karena kami sebagai satu rombongan semakin merasa kompak satu sama lain. Terus terang, saya sendiri semakin hari semakin merasakan kebersamaan dan rasa kekeluargaan didalam rombongan ini. Termasuk juga dalam pertemuan pagi ini. Hampir semua yang disampaikan oleh Hanung dapat diterima oleh semua anggota romnbongan. Termasuk bagaimana ketika Hanung mengatakan bahwa pada dasarnya ibadah haji ini adalah ibadah individu, sehingga masing-masing jamaah diharapkan untuk mempersiapkan diri masing-masing. Namun semua anggota rombongan tetap berharap agar apapun yang nanti akan dilakukan, bisa dikerjakan bersama-sama. Masya Allah...

Dan pertemuan ini juga semakin hangat karena ibu-ibu juga menyediakan teh panas serta beberapa kurma sebagai teman meeting. Terima kasih ya Ibu-ibu..

Sedikit menjelaskan program tarwiyah yang saya sebutkan diatas, program adalah program yang dimana jamaah akan berada di Mina terlebih dahulu pada tanggal 8 Zulhijjah sebelum masuk ke Arofah. Tujuannya adalah mengikuti sunnah Rasulullah yang ketika melaksanakan ibadah haji melakukan mabit di Mina untuk beristirahat sambil dan menyiapkan perbekalan untuk menuju Arofah keesokan harinya. Adapun pemerintah Indonesia tidak mengadakan agenda ini. Pemerintah melalui Kementrian Agama Republik Indonesia hanya mengagendakan kegiatan sebagai berikut :

  • Wukuf di Arofah (tanggal 9 Zulhijjah)
  • Mabit di Muzdalifah (tanggal 9 dan 10 Zulhijjah)
  • Mabit di Mina (tanggal 10 Zulhijjah)
  • Nafar Awal (tanggal 11 dan 12 Zulhijjah)

Adapun Nafar Tsani adalah kegiatan melempar jumroh di hari ketiga atau tepatnya dilakukan pada tanggal 13 Zulhijjah. Bagi jamaah haji Indonesia yang memilih nafat awal, mereka sudah kembali pulang ke penginapan atau hotel pada sehari sebelumnya pada tanggal 12 Zulhijjah.

Saya sendiri ketika itu masih bimbang apakah akan ikut program tarwiyah atau tidak? Pun ketika Ketua Romonbongan menanyakan lagi siapa yang ingin ikut program tarwiyah dan nafar tsani, saya tidak belum bisa menjawab. Berbanding terbalik dengan istri saya yang sangat semangat untuk ikut program itu. Walaupun rayuan maut sudah mulai dilancarkan oleh istri tercinta, tapi masih belum bisa memantapkan hati saya untuk ikut program ini. Adapun untuk anggota rombongan lain, rata-rata sudah memutuskan untuk mengikuti program dari pemerintah saja. Hanya Shonni dan istri yang sudah memutuskan untuk ikut program Tarwiyah dan Nafar Tsani

Catatan dan tips: bagi jamaah haji mandiri, sebelum memutuskan ikut program tarwiyah atau tidak, iktu nafar awal atau tsani, lebih baik mencari tahu dari beberapa literatur yang ada. Karena ini terkait dengan persiapan serta biaya yang nantinya akan timbul. Maklum, karena tidak diprogramkan oleh pemerintah, maka nantinya akan ada biaya tersendiri yang akan dibayar oleh jamaah yang ikut tarwiyah kepada pihak yang membantu memfasilitasi program itu.

Kalau sudah memutuskan memilih tarwiyah, saran saya juga lebih baik memilih nafar tsani agar semakin komplit rangkaian ibadahnya.

Jamaah juga harus aktif mencari tahu melalui ketua rombongan atau ketua kloter mengenai pihak-pihak yang bisa memfasilitasi tarwiyah dan nafar tsani.

Bagi jamaah yang nanti ikut KBIH, rata-rata KBIH sudah memasukkan tarwiyah ini dalam rangkaian kegiatannya. Jadi tidak perlu pusing-pusing lagi memikirkannya, termasuk tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan. Tapi adakalanya KBIH juga tidak memasukkan agenda ini sehingga jamaah tetap harus mencari tahu sendiri bagaimana caranya agar bisa ikut tarwiyah dan nafar tsani.

Setelah pertemuan selesai, kami semua kembali melakukan kegiatan kami masing-masing, yang mayoritas diisi dengan ibadah.

Dan catatan lain yang terjadi pada hari kesembilan belas ini adalah telat datangnya makan malam kami sampai sekitar pukul 20.30 WAS. Dan ini juga dialami oleh semua rombongan yang berada dalam hotel yang sama. Entah kalau ditempat lain ya. Jadi harus siap-siap karena keterlambatan kedatangan makanan seperti ini akan sangat mungkin terjadi. Kita jangan mengeluh, tetap bersyukur makanan tetap diberikan walaupun telat .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun