Mohon tunggu...
Yudi Irawan
Yudi Irawan Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan Seorang Penulis

Seseorang yang baru saja belajar menulis di usia senja :-)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Catatan 42 Hari Seorang Haji Mandiri (Mekkah Al Mukarromah Hari 13)

27 September 2019   15:56 Diperbarui: 27 September 2019   20:34 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Tan'im. Dokpri.


Dihari ke tigabelas ini, sebagian dari kami mengagendakan untuk melakukan umroh.Adapun kami-kami yang berangkat umroh ini adalah: Pak Yana dan istri (Bu Een), Pak Heri, Pak Farid, Pak Makmun, sayadan Pak Hadison. Nama yang terakhirini tidak ikut umroh, melainkan hanya ingin tahu lokasi Mesjid Tan'im (atau biasa dikenal juga dengan nama Mesjid Aisyah) sebagai salah satutempat Miqot.

Mesjid ini terletak sekitar 11 kilometer dari hotel tempat kami mengingap. Dengan bantuan Mas Didik, akhirnya kami berhasil mendapatkan taksi uber yang nantinya akan mengantar kami ke Tan'im. Biayanya cukup murah, yaitu SAR 40 yang biayanya nanti kami bagi rata. Kami berenam berangkat dengan menggunakan pakaian biasa, dan kain ihromnya kami masukkan dalam tas masing-masing. Taxi uber yang dipesan akhirnya tiba sekitar jam 02.00 pagi. Mas Didik ikut turun ke lobi memastikan bahwa mobil yang dipesan sudah benar. Setelah yakin, Mas Didik lalu meminta kami semua untuk segera naik. Dan mobilpun meluncur membelah jalanan malam hari itu langsung menuju Tan'im.

Catatan dan tips: coba gunakan atau install aplikasi uber untuk memesan taksi selama di Mekkah. Tidak hanya untuk umroh, tapi bisa juga untuk mengantar kita kemana-kemana, misalnya ke Masjdil Haram, tempat bersejarah lainya, ataupun pusat perbelanjaan.

Saya fikir perjalanan akan cepat, mengingat jarak yang ditempuh hanya 11 kilometer. Tapi ternyata saya salah. Mobil banyak memasuki jalan yang sepertinya merupakan akses bebas hambatan. Dan singkat cerita, butuh waktu hampir empat puluh lima menit untuk sampai di lokasi dengan jalanan yang tidak macet sama sekali itu. Alhamdulillah...

Tiba di Tan'im, kami segera mencari toilet untuk berganti pakaian dengan kain ihrom. Di Tan'im ini, toilet terletak disisi kiri Mesjid dan berjarak kurang lebih 20 meter. Disana tetap banyak petugas kebersihan yang bisa kita berikan sedekah jika kita ingin. Dan setelah siap, kami semua memasuki masjid untuk sholat tahiyatul masjid, sholat Subuh dan kemudian sholat sunnah ihrom dua rakaat. Sholat di Mesjid Tan'im ini berbeda dengan di Masjidil Haram. Adzan hanya sekali, dan tidak ada "bilal" yang mengulang takbir sang imam. Persis seperti kalau kita sholat di tanah air. Dan sebelum sholat Subuh dilaksanakan, sang imam berkeliling masjid untuk membangunkan jamaah yang masih tertidur untuk bersiap-siap sholat. Banyak jamaah (khususnya dari Indonesia) yang juga berniat umroh dan miqot dari masjid ini.


Dokpri
Dokpri

Setelah semua rangkaian sholat selesai kami lakukan, kami sempatkan dulu berfoto untuk nantinya dijadikan kenang-kenangan kami semua. Bertempat dipelataran Mesjid Tan'im, kami abadikan kenangan umroh ini. Setelah itu, kami mencari bus yang nantinya akan mengantar kami ke Masjidil Haram. Adanya bus ini kami ketahui karena Pak Heri sempat bertanya kepada para petugas dan juga ke jamaah haji Indonesia yang kebetulan ada di sana.

Akhirnya bus berwarna merah ini kami temukan, tepatnya disebuah jalan yang berada dibelakang masjid. Dengan bantuan para petugas bus yang kebetulan orang Indonesia, kami kemudian membeli tiket seharta SAR 3 perorang. Bus tidak harus menunggu penuh. Begitu tiba bus selanjutnya dibelakang, bus yang kami tumpangi segera saja beranjak perlahan menuju Masjidil Haram. Dan jarak serta waktu yang ditempuh relatih lebih singkat.Hanya 7 kilometer dan setengah jam perjalanan saja untuk sampai disalah satu terminal dekat dengan Masjidil Haram (mohon maaf, saya lupa nama terminalnya.Tapi yang pasti lokasinya adalah sebelah kanan kalau kita keluar dari MasjidilHaram). Lalu mulailah kami berlima -minus Pak Hadison- melakukan ibadah umroh. Alhamdulillah, umrohpun selesai...

Catatan dan tips: tetap bawa gunting tahallul sendiri ya. Jangan pernah meminjam atau menerima pinjaman gunting karena bisa-bisa kita diminta uang sebesar SAR 10 untuk peminjaman gunting tersebut. 

Selepas melaksanakan umroh, kami semua kembali ke hotel untuk beristirahat dan melanjutkan rangkaian ibadahnya di hotel, kecuali Maghrib dan Isya. Ada kejadian yang perlu saya catat juga disini, dimana diwaktu yang bersamaan saya menemukan jamaah haji asal Indonesia yang tersesat. Ini terjadi ketika saya baru saja selesai melakukan sholat Isya dan hendak pulang Bersama Pak Yana. Orang pertama yang saya temukan berasal dari Palembang. Beliau ini terpisah dari istri dan anaknya dan tidak tahu bagaimana harus pulang. Sementara sandalnyapun dititipkan ke istrinya. Saya dan Pak Yana berinisiatif untuk membawanya keluar Mesjid untuk nanti mencari petugas haji Indonesia yang identik dengan rompi warna hitam bertuliskan Petugas Haji Indonesia. Baru saja kami turun tangga dari Umroh Gate, kami temukan lagi seseorang yang tampak kebingungan. Saya sempatkan menegurnya, dan betul, bapak ini ternyata terpisah dari rombongannya yang berasal dari Jawa Timur dan juga tidak tahu nama hotel dan jalan pulang. Sementara saya dan Pak Yana juga tidak tahu harus berbuat apa kecuali berupaya untuk mencari petugas. Sambil berupaya mencari petugas, saya dan Pak Yana terus menenangkan mereka, khususnya yang berasal dari Jawa Timur. Terlihat sekali ketakutannya. Dan Pak Yanalah yang lebih banyak meyakinkan mereka bahwa nanti mereka pasti akan bisa kembali ke hotel jika sudah bertemu petugas.

Qadarullah, petugas yang biasanya banyak wara-wiri disekitar WC 3, malam itu sangat sulit kami temukan. Saya dan Pak Yana berbagi tugas. Pak Yana menemani dua jamaah tersebut persis di depan sebuah tiang lampu yang berada di depan WC 3. Sementara saya kesana kemari mencoba mencari petugas. Alhamdulillah, ditengah banyaknya jamaah yang berada disekitaran pintu luar Masjidil Haram, dari jarak sekitar tiga puluh meter, saya melihat beberapa orang petugas. Segera saya temui. Dan ternyata disanapun petugas-petugas tersebut sedang menangani beberapa orang hilang. Akhirnya saya kembali ke tempat dimana Pak Yana menunggu dan lalu membawa mereka semua ke petugas yang tadi saya temui. Sebelum berpisah dengan dua jamaah yang hilang itu, saya mendapat pelukan terima kasih dari bapak yang berasal dari Palembang. Alhamdulillah.. kami bisa kembali lagi ke hotel untu kistirahat.

Catatan dan tips: tetap membawa sendiri-sendiri barang bawaannya walaupun kita sepasang suami-istri. Tidak saling menitip barangk ecuali kalau kita yakin bahwa kita bisa selalu bersama didalam Masjidil Haram.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun