Madinah
Untuk pertama kalinya, saya sholat subuh menggunakan kain ihrom. Masya Allah... selama ini saya hanya bisa melihat orang menggunakan kain ihrom. Dan sekarang, saya malah betul-betul menggunakannya. Bukan hanya untuk contoh cara memakainya seperti ketika melaksanakan manasik. Tapi ini betul-betul menggunakan kain ihrom itu untuk sholat di Mesjid Nabawi dan nanti untuk melaksanakan umroh wajib. Terima kasih ya Allah...
Selepas sholat subuh, kami cek lagi persiapan untuk keberangkatan ke Mekkah. Dan jadwal pemberangkatan ke Mekkah ternyata mengalami beberapa kali perubahan. Rencana awal pemberangkatan adalah jam 06.00 WAS. Tapi kemudian mendapat informasi kalau akan diundur sampai jam 12 siang. Dan kami tetap memakai kain ihrom walau harus menunggu selama 6 jam kedepan.Â
Belum genap satu jam pengumuman perubahan itu, kali ini datang lagi informasi terbaru bahwa kloter kami akan diberangkatkan ke Mekkah jam 08.00 WAS. Ini jadwal fix, artinya sudah jadwal pasti. Malahan informasi yang sampai ke kami bahwa bus sudah tiba didepan hotel. Betul saja, begitu kami turun ke lobi hotel, jajaran bus sudah terparkir di jalanan dan siap membawa kami menuju Mekkah.Â
Nantinya satu bus akan mengangkut satu rombongan. Petugas bus dan beberapa kru langsung mengangkut koper-koper kami ke bagasi bus masing-masing. Sementara jamaah cukup hanya membawa tas jinjingnya kedalam bus. Jadi semua jamaah tidak perlu lagi repot-repot mengangkat sendiri kopernya karena sudah ada yang mengurus.
Catatan dan tips: perjalanan dari Madinah ke Mekkah akan menempuh waktu 6 jam. kita bisa mengisi perjalanan itu dengan banyak berdoa, membacaÂ
Bus bernomor 1060 yang kami naiki ini ternyata cukup mewah. Terdapat toilet didalamnya yang terletak disebelah tangga dekat pintuk masuk yang tengah. Juga terdapat colokan USB di sandaran kepala, sehingga jamaah bisa mengisi baterai HP nya selama diperjalanan nanti.Â
Sebelum bus berangkat, petugas bus (atau petugas keimigrasian ya? entahlah saya tidak tahu) mengumpulkan semua passport pemumpang. Dan semenjak itu, sampai nanti kami berada di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah untuk pulang, kami tidak memegang passport sama sekali. Tiket pesawat untuk pulang juga berada didalam passport itu.
Tepat jam 10.00 WAS, bus bergerak untuk menuju Bir Ali (tempat kita mengambil miqot dan melaksankan niat umroh). Jarak antara Madinah dan Bir Ali adalah 11 kilometer dan hanya ditempuh 30 menit perjalanan. Sesampainya disana, kami melaksanakan sholat dua rakaat ihram serta memastikan tidak lagi memakai pakaian yang berjahit (khususnya tidak memakai pakai dalam bagi Ikhwan). Selepas itu semua, bus kembali melaju jalan.
Di dalanm Bus, Hanung sebagai kepala rombongan, tidak henti-hentinya memberikan informasi terhadap banyak hal. Mulai dari doa-doa yang bisa dipanjatkan, aturan-aturan selama berihram, sejarah kota Mekkah dan berbagai informasi penting lainnya. Sedikit banyak memberikan gambaran yang jelas bagi kami semua untuk persiapan umroh wajib dan selama di Mekkah nanti. Dan ada yang selalu saya ingat dari nasihat Hanung tentang kota Mekkah, yaitu: kota ini adalah kota suci sehingga tidak akan ada orang non muslim yang bisa masuk ke Mekkah, dengan cara apapun.Â
Di kota ini juga diharamkan yang namanya pertumpahan darah. Dan.. (ini yang penting), jika kita menemukan barang orang lain, jangan pernah kita mengambilnya. Jika diambil resikonya adalah kita harus mencari pemilik barang, atau setidaknya kita harus terus menginformasikan penemuan barang ini selama setahun. Nah lho, gak mau repot kan? Makanya kalau nanti menemukan barang yang bukan milik kita, jangan pernah diambil ya... 😊. Â
Oh ya satu lagi, dari Hanung pula saya tahu kalau di Mekkah ini terdapat begitu banyak macam buah. Bahkan rambutanpun ada. Dan ini nyata, saya menemukannya ketika nanti mengunjungi salah satu supermarket besar dan terkenal di Arab, hihihi... Masya Allah... betul-betul kota yang di rahmati Allah..