Waktu yang ditentukan akhirnya datang juga. Kepastian tim "ekspedisi" Lawu ini terdiri dari saya sendiri, Toto, Alfons, Doni, Eri dan Roni. Seperti yang sudah saya ceritakan diatas, Toto adalah teman satu lantai di kantor. Alfons adalah teman satu kantor dan teman satu komplek perumahan. Doni teman satu kantor beda bagian.
1510233349698-5a13b710ca269b1847798372.jpg
Doni dan Alfons teman satu bagian dan satu lantai. Sampai disini masih bisa ikutin alur ceita alias gak bingung kan? Hahaha.. tenang, masih jauh dari kerumitan silsilah para raja-raja koq :-). Eri adalah teman satu perusahaan namun beda regional. Kalau gak salah Eri itu di Cilegon. Atau Serang ya? Lupa.. gak papa deh, gak penting juga, hahahaha... Maaf Om Eri, jangan dijambak ya :-p. Â Sedangkan Roni adalah rekan kerja perusahaan alias Distributor yang biasa naik Gunung dengan Toto, Eri dan Alfons sebagai team Pecel Lele. Demikianlah silsilah keluarga kami, ehh??
Saya berangkat bareng Alfons dari rumah menuju stasiun Senen. Sekitar jam 2 siang kami tiba. Tidak berapa lama, datang Eri dan Roni. Tinggal menunggu Doni dan Toto yang berangkat dari Kantor. Sampai jam 3 atau setengah 4, mereka belum juga tiba. Dan ketika dikonfirmasi mereka mengatakan kalau hujan sangat deras sehingga kesulitan mencari taksi.
Okelah kita menunggu dengan setia seperti lagunya Krisdayanti. Obrolan kami berempat masih kaku, persis lap kanebo kering. Ya maklumin deh namanya juga baru ketemu, hehehe... sekitar jam 4 sore, Doni dan Toto datang hampir bersamaan walau beda kendaraan. Alhamdulillah komplit. Setelah makan dan membungkus makanan, segera kami mencetak boarding pass dan masuk kedalam peron.
Ternyata kami tidak bisa satu gerbong. Eri, Toto dan Roni di gerbong 3. Sedangkan saya, Alfons dan Doni di gerbong 4. Kereta ekonomi Brantasjurusan Blitar yang kami tumpangi penuh. Dan belajar dari perjalanan ke Ranu Kumbolo, saya gak mau melek lagi semalaman. Nanti tepar lagi saat mendaki. Maka saya putuskan minum obat anti mabok yang ternyata memang obat tidur.Â
Glek aja langsung, berharap nanti tidur dengan pulas. Kereta mulai merangkak tepat jam 5 sore. Satu jam, dua jam, tiga jam, koq gak ngatuk-ngantuk ya? biasanya tuh obat langsung bekerja. Tetap gak bisa tidur. Tengah malam tambah lagi satu butir. Dan ternyata..... sampai tiba di stasiun Solo Jebresjam 3 pagi tetap gak bisa tidur. Haddeehhh....
10 November 2017
Keluar dari Stasiun Solo Jebres, kami mampir ke warung kopi dan bersiap melaksanakan sholat Subuh. Saat adzan memanggil, segera kami menuju mesjid. Namanya Mesjid Baiturrahman. Letaknya dibelakang Pasar Rejosari. Mesjid yang sangat luas ini ternyata diresmikan oleh almarhum Presiden kedua RI, Bapak Soeharto. Ada tanda tangan peresmian beliau di dalamnya. Selesai sholat, pengurus masjid mempersilahkan kami menikmati kacang hijau hangat yang dicampur jahe. Alhamdulillah... rezeki pendaki soleh nih namanya.
img-20171110-064933-5a13b960a07a6322fb6a2ca2.jpg
Singkat cerita, mobil sudah siap untuk mengantar kami ke base-camp Cemoro Sewu disekitar wilayah kabupaten Magetan yang melewati Tawangmangu. Sebetulnya pemandangan sepanjang perjalanan itu indah banget, hanya Alhamdulillahnya saya baru bisa tidur di mobil sewaan itu.