Mohon tunggu...
Yudi Randa
Yudi Randa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya hanyalah seorang anak aceh yang tergila-gila menjadi seorang pemimpin besar. Yang selalu berusaha untuk memahami apa yang harus dilakukan untuk semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hitam tak Berarti Gelap

20 Januari 2015   18:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:45 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Salam,

Jujur, judul itu memang membingungkan. Begitupun dengan langkah awal saya dalam menulis sebuah kisah dibalik judul tersebut. Aah, kenapa begitu harus menyusahkan dalam pengambilan judul ya?

Begini, percaya atau tidak, tidak semua dunia hitam itu bermakna kegelapan yang sempurna. Mereka, yang bergelut didalamnya, tidak bisa dikatakan sepenuhnya hitam, bernoda, dan tidak mengenal tuhannya.

Bahkan, sebenarnya, saya sendiri banyak belajar dari mereka tentang bagaimana kerasnya mereka harus bertahan hidup. Berjuang demi mencari kehidupan yang terbaik menurut mereka untuk anak-anaknya. Adakalanya, mereka terpuruk tak berdaya. Sesekali, mereka merasa malu ketika harus membagi pin bb mereka di media social mereka. Sesekali, mereka menjerit ketika uang habis dan harus mengemis dengan memasang status “Open Booking”. Tak jarang, cara mereka berjualan pun mirip cara berjualan Supermarket, lengkap dengan diskon dan paket hemat.

Mereka mungkin, terlihat gembira. Terlihat senang. Terlihat cantik dengan dandanan terbaik mereka. Padahal, mereka sedang berpikir entah bagaimana caranya agar esok masih bisa hidup. Iya, saya harus akui mereka tak sepenuhnya salah. Toh mereka juga tidak bisa dibenarkan. Akan tetapi, tak jarang dari mereka yang berjuang untuk keluar dari dunia mereka, akan tetapi keadaan sekitar tidak mendukung. Bahkan, tak jarang, dari mereka akhirnya mati konyol!

Setiap kali saya mendengar curhatan dari beberapa teman di sebuah social media. Tempat dimana sebagian besar dari mereka berkumpul, mereka juga tak sudi direndahkan dan dihina. Walaupun terkadang, saya sering gagal paham. Bagaimana mungkin mereka tak ingin dihinakan akan tetapi pekerjaan mereka adalah menghina dirinya sendiri.

Lalu, dimanakah secercah cahaya tersebut? Tak adilkah Tuhan itu?

Ternyata, setiap kali mereka dalam kondisi tergalau mereka, mereka memasang status memohon agar diberikan petunjuk oleh Tuhannya. Tidakkah kita mengerti? Bahwa sebenarnya Tuhan itu benar-benar bersemayam dalam hati-hati anak manusia? Makhluk yang telah diciptakanNya? Bukankah sebenarnya Tuhan telah ADIL? Bagaimana tidak? Dalam keadaan terhitam apapun seseorang, cahaya Tuhan tetap hadir untuk mengingatkan kembali bahwa hitam bukan berarti gelap. Masih ada cahaya disana. Masih ada setitik harapan, jikalau engkau mau, maka engkau akan bisa meraihnya. Sungguh, Tuhan itu Adil!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun