Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Intervensi Medis Dalam Even Olahraga Perlu

3 Juli 2024   16:49 Diperbarui: 3 Juli 2024   16:55 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Tim medis harus tanggap dan siap dalam even olah raga: Foto sumber RRI co.id

Berolahraga dan jadi juara bukan jaminan tubuh selalu sehat. Banyak kejadian penting disekitar kita, biasanya bukan di even olahtaga, tapi karena kurangnya mawas diri meninggal mendadak setelah olahraga. 

Setiap pemain atau olahragawan perlu  dicek kesehatan, terutama penyakit jantung dan darah tinggi atau penyakit lain ketika even berlangsung. 


Sumber : youtube. 

 Tanggal 1 Juli 2024, Zhang Zhijie yang berusia 17 tahun, anggota tim bulu tangkis Tiongkok yang bermain dalam rangka kejuaran Asia Junior Championships (AJC) 2024 di Jogyakarta, kejang kejang dan pingsan saat bertanding dan meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit. 

Zhang Zhijie lahir  tahun 2007 dan masuk tim nasional  pada tahun 2023. Ia berhasil meraih juara tunggal putra usia 15 tahun pada Final Kompetisi Bulutangkis Nasional Seri U U15-17 2022.

Zhang Zhijie berada di babak penyisihan grup pingsan saat pertandingan melawan Jepang dan dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans.

Dalam waktu kurang dari dua menit setelah diresusitasi oleh dokter turnamen dan tim medis ia meninggal dunia.

Persatuan Bulutangkis Indonesia dan panitia penyelenggara sangat berduka atas hal ini, dan menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada orang tua Zhang Zhijie, keluarga dan Persatuan Bulutangkis Tiongkok.
 
Federasi Bulutangkis Dunia mengatakan akan melakukan penyelidikan menyeluruh atas kematian mendadak Zhang Zhijie.
Banyak spekulasi tentang penyebab kematiannya, apalagi dia pemain berprestasi dan "Terlalu muda." 

Seorang dokter China  Lu Xiao dari Bagian Gawat Darurat Rumah Sakit Kedua Universitas Zhejiang menulis bahwa dia merasa sangat tertekan setelah menonton video seorang atlet jatuh ke tanah.

 Sebagai dokter darurat ketika saya melihat seorang atlet jatuh ke tanah dan meninggal mendadak,  jelas terdapat kejang sebelum kematian.

Dari sudut pandang saya, pasien mungkin menderita aritmia ganas. "

Aritremia adalah detak jantung yang tidak normal,  tidak beraturan bisa terlalu cepat, atau terlalu lambat.

Aritmia jantung terjadi saat impuls listrik di jantung tidak bekerja dengan baik.

Namun seorang blogger kesehatan lainnya "Dou Ma Liu Fang" memposting tanggapannya.

"Aritmia ganas juga memiliki penyebab.  Atlet harus selalu memantau tubuh sendiri."

 "Lin Buli" juga seorang blogger medis  memposting    mencurigainya  virus corona baru.

 " ...infeksi corona baru dapat menyebabkan dampak jangka panjang" pada jantung. Bahkan pada infeksi ringan sekalipun.

Pada  COVID-19 ringan, penyakit jantung masih bisa terjadi meskipun orang tersebut sebelumnya dalam keadaan sehat dan tidak memiliki masalah jantung."

Setelah kematian mendadak Zhang Zhijie, banyak netizen yang juga menceritakan pengalaman sekitar mereka atau orang muda meninggal kebanyakan sakit jantung .

Terlepas dari tanggapan tersebut, setiap even olahraga harusnya tim medis bisa mengintervensi kesehatan pemain. 

Setiap even memiliki dan punya tim medis menangani hal hal kesehatan darurat dilapangan. 

Saya teringat ketika masih muda sering ikut sebagai tim medis dalam olah raga biasanya sepak bola dan  tidak pada even olahraga lain.

Even olah raga lain biasanya mengabaikan hal tersebut, kecuali yang bersifat turnamen nadional maupun Internasional. 

 Sebuah ajang olahraga apalagi Internasional perlu mengikutkan dokter ahli atau yang berkompeten dalam kesehatan. 

Apabila terjadi sesuatu atau kejadian tim medis harus segera kelapangan.

Faktor-faktor kunci dalam rencana dukungan medis akan mencakup olahraga yang dimainkan, usia peserta, jumlah tim dalam acara tersebut, jumlah lapangan dan tata letak fasilitas, sumber daya di lokasi fasilitas, sumber daya lokal seperti polisi dan pemadam kebakaran, kedekatan dengan lokasi, rumah sakit terdekat dan masih banyak lagi.

Masing-masing faktor ini akan membantu penyelenggara menentukan tingkat dan jumlah dukungan yang dibutuhkan untuk tim medis. 

Memiliki staf yang terlatih dapat  mempercepat penilaian dan eskalasi suatu insiden bila diperlukan.

Tim medis  harus dilatih tentang pertolongan pertama dasar dan memiliki sertifikasi CPR.

Ketika ada kondisi darurat saat pasien tidak bernapas, cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah langkah pertolongan medis pertama yang dapat dilakukan sambil menunggu ambulance

Dukungan Medis Tingkat Lanjut bisa saja diperlukan mencakup unit EMT di lokasi, atau Emergency Medical Team (EMT)  yaitu tim kegawatdaruratan medis yang dari berbagai profesi kesehatan untuk melakukan pelayanan medis secara langsung.

Rencana dukungan medis tidak hanya berupa daftar aset apa saja yang tersedia dan di mana lokasinya. Rencana medis perlu mencakup rencana komunikasi, rencana transportasi, mekanisme pelaporan dan protokol dan sebagainya. 

Semoga ini menjadi catatan setiap penyelenggara olahraga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun