Berita tentang lumpuhnya Pusat Data Nasional karena serangan peretas tidak luput dari perhatian media luar negeri seperti Viernam.
Berita online Vietnam Plus dan Vietnam Economy memberitakan,
Serangan Malware terbaru telah melumpuhkan pusat data Nasional Indonesia dan layanan imigrasi selama berhari-hari dan ada 210 lembaga negara yang terganggu akibat peretas.
Para peretas mengajukan permintaan uang tebusan sebesar $8 juta untuk mengembalikan kendali server kepada pemerintah Indonesia.
Menteri Informasi dan Komunikasi Budi Arie Setiadi menyatakan: “tidak akan pernah membayar tuntutan itu.”
Serangan tersebut pertama kali terdeteksi pada tanggal 17 Juni ketika badan tersebut menerima pemberitahuan “upaya mematikan Windows Defender” – perangkat lunak yang membantu mengidentifikasi virus, spyware dan malware lainnya.
Badan tersebut kemudian menemukan file dalam sistem yang disebut Brain Ciper Ransomware – mutasi baru dari ransomware LockBit 3.0 yang agresif.
Menurut perusahaan keamanan siber yang berbasis di Singapura, Ensign InfoSecurity, grup LockBit 3.0 adalah kolektif lintas batas negara yang bermotivasi finansial dan secara rutin menargetkan Indonesia.
Perusahaan perangkat lunak keamanan Symantec mengatakan kelompok di belakang Brain Cipher menggunakan metode pemerasan ganda, termasuk mencuri data sensitif dan mengenkripsinya.
Data sensitif yang diyakini telah diakses oleh para penyerang termasuk Sistem Identifikasi Sidik Jari Otomatis yang dikelola oleh kepolisian negara.
Perusahaan keamanan teknologi Falcon Feeds, yang memantau forum peretas, data yang disusupi telah dijual di situs kebocoran data BreachForums sejak 22 Juni seharga $1.000.