Bagaimana perasaan pemain dapat kartu kuning, tentu sangat kecewa. Apalagi kartu merah, artinya harus keluar lapangan permainan.
Paling ditakuti setiap pemain adalah diskors dari final atau semi final turnamen besar. Kartu kuning di babak sistem gugur – atau kartu merah, akan membuat pemain diskors dari babak semifinal.
Aturan kartu kuning telah sedikit berubah untuk Piala Dunia 2022.oleh FIFA Â untuk memberi kesempatan bagi seorang pemain tidak absen di final karena skorsing.
Semua suspensi dihapus setelah perempat final berakhir. Jadi mereka dapat bermain di final. Kalau ada pelanggaran serius di lapangan sepak bola, wasit akan memberikan peringatan kartu kuning atau juga kartu merah.(pelanggaran berat)
Adanya kartu kuning baru ada tahun 1966. Kisahnya dimulai di Piala Dunia 1966, Â Inggris dan Argentina bertemu di perempat final.
 Saat itu, tim Argentina bermain  kasar .Mereka memiliki gaya permainan yang garang di lapangan dan banyak melakukan pelanggaran.
Wasit Jerman Critre  memperingatkan para pemain Argentina. Tetapi karena kendala bahasa, para pemain Argentina tidak tahu apa yang dibicarakan wasit, dan banyak pemain bahkan tidak tahu bahwa mereka telah diperingatkan.
Menurut saya mungkin pura pura bego, jadi pelanggaran terus saja terjadi dan bahkan setelah keributan di babak kedua, wasit Critre mengeluarkan kapten Argentina dari lapangan.
Tapi kedua belah pihak saling ngotot dan  menjadi lebih kacau. Permainan berhenti selama beberapa menit menunggu penjelasan wasit.
Usai pertandingan, seorang pejabat Inggris bernama Ken Aston yang berada di lokasi berpikir. Banyak konflik dalam sepakbola disebabkan oleh kendala bahasa.