Nasib tragis korban gempa, didaerah yang cukup padat Cianjur, Jawa Barat.Gempa dangkal Cianjur 5.6 SR kedalaman 10 km dengan daya rusak tinggi 21 November lalu banyak anak-anak sekolah menjadi korban.
Lebih dari 50 sekolah di daerah terdampak pada saat itu karena jam sekolah siang sedang berlangsung dan gempa terjadi jam 13.21.
Angka korban yang diumumkan sebelumnya 168 orang, kini sudah meningkat mencapai setidaknya 268 orang tewas .
"Mereka sekolah, jam 1 siang masih ada kelas," kata Kepala SAR Basarnas, Henri Alfiandi. Meski Alfiandi tidak memberikan informasi spesifik berapa banyak anak yang tewas atau terluka.
Tapi data resmi awal yang dikutip oleh Save the Children Indonesia , 51 institusi pendidikan terkena dampak gempa, termasuk 30 sekolah dasar, 12 sekolah menengah, satu sekolah menengah atas, lima sekolah kejuruan dan satu sekolah luar biasa.
“Tantangannya adalah area yang terkena dampaknya luas,” kata Alfiandi. Selain itu, jalan di desa-desa rusak. Gempa menyebabkan kerusakan khususnya di kota Cianjur.
Banyak korban tertimpa bangunan yang runtuh, tetapi juga oleh tanah longsor. Menurut Badan Perlindungan Sipil BNPB, sedikitnya 151 orang masih hilang.
Petugas penyelamat terus mencari korban selamat di daerah yang terkena dampak pada hari Selasa. Puing-puing di jalan membuat pekerjaan menjadi sulit. Di beberapa bagian wilayah pegunungan yang didominasi pedesaan, listrik juga padam.
Tim menggunakan gergaji dan ekskavator untuk membersihkan puing-puing dan pohon tumbang untuk mencapai korban, kata Dimas Reviansyah, 34 tahun, dari petugas penyelamat kepada AFP.
“Aku belum tidur sejak kemarin. Tapi saya harus melanjutkan karena beberapa korban belum ditemukan. Pada saat yang sama, korban pertama dimakamkan oleh kerabatnya pada hari Selasa.
Banyak korban menghabiskan malam di luar rumah dikelilingi puing-puing, pecahan kaca, dan bongkahan beton. Orang yang terluka dirawat di rumah sakit darurat.