“Kereta bawah tanah Seoul selalu penuh sesak , kami sudah terbiasa dengan kepadatan dalam kehidupan sehari-hari," kata Profesor Park Cheong-woong dari Sejo Cyber University.
Sementara itu, Mr. Lee Song-kyu, kepala Asosiasi Profesional Keselamatan Korea, memperingatkan bahwa bencana kerumunan bisa terjadi di setiap acara atau pertemuan besar.
“Saya  pikir tragedi Itaewon menunjukkan bahwa bencana dapat terjadi ketika kita tidak mengharapkannya. Oleh karena itu, pemerintah setempat dan masyarakat harus selalu waspada. ," katanya.
Pemerintah mulai tanggal 13 Nopember  berencana untuk membatasi boarding . Langkah pertama penumpang yang tidak memakai masker tidak boleh masuk.
Belum diketahui, apa yang dilakukan petugas ketika jumlah penumpang melebihi 150% dari okupansi saat menggunakan kereta bawah tanah.Â
Waktu yang paling membuat frustrasi.pekerja kantoran adalah 'ketika mereka naik kereta bawah tanah yang  sesak ke tempat kerja'.
Survei dilakukan pada 1220 pekerja kantoran , 65,1% responden (multiple response) mengatakan bahwa mereka memilih 'ketika naik subway yang ramai ke tempat kerja'. Kemudian 'ketika berpartisipasi dalam pesta makan malam yang berlanjut hingga larut malam (47,8%)'.
Jadi sulit membatasi penumpang kereta api.
Kalau kita lihat ,kepadatannya sama dengan KRL di Jakarta sebelum Covid-19 di ruang terbuka Â
Tapi di Korea adalah subway (bawah tanah) udaranya bisa tidak bebas Â
Belum terlihat manajemen seperti apa yang akan dilakukan oleh pemerintah Metropolitan Seoul karena pilihan subway adalah satu satunya bagi pekerja Korea.Â