Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tunku Abdul Rahman Hanya Ingin Sarawak Tidak Singapura

17 Oktober 2022   05:03 Diperbarui: 17 Oktober 2022   06:39 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Pertama RI Sukarno lahir tanggal 06 Juni 1901 sedangkan Tunku atau Tengku Abdul Rahman lahir tanggal 08 Februari 1903. 

Tuanku adalah anak ke-7 dari Sultan Abdul Hamid Halim Shah, penguasa ke-24 Kedah dengan istrinya yang keempat, Che Manjalara (née Nueng Nonthanakorn). 

Bersama dengan ibunya dan saudaranya yang lain, Tunku waktu kecil tinggal di istana.

 Sukarno dan Tengku dalam angkatan yang sama namun  berbeda pendapat

Kesamaannya adalah Tunku Abdul Rahman   Bapak Kemerdekaan Malaysia dan Sukarno Founding Father Indonesia.

Tunku mengakui, menerima kemerdekaan Malaysia dari Inggris sebenarnya bukanlah bagian yang sulit. Tapi pekerjaan selanjutnya  bagaimana menyatukan  raja Malaysia dan menerima koloni yang bukan milik raja.

Wilayah seperti Penang, Malaka, Singapura, Sarawak dan Sabah koloni Inggris  daerah tak beraja tidak dikuasai Raja atau Sultan .

Sultan Perak   Nazrin Shah merilis Buku 'Conversations With Tunku Abdul Rahman' tahun 2018| Sumber M.star.com/my
Sultan Perak   Nazrin Shah merilis Buku 'Conversations With Tunku Abdul Rahman' tahun 2018| Sumber M.star.com/my

Ada sedikit kontroversi dalam diri Tunku. Tunku memiliki sifat dan hobi yang tidak biasa.Mungkin karena sejak kecil di Istana dan dikelilingi kemewahan.

“Saya adalah seorang playboy…  suka pacuan kuda dan  bermain poker. Tapi  saya orang yang religius. Saya sholat,  berpuasa, dan membayar Zakat,"   kata Tunku Abdul Rahman, seperti dikutip dalam buku Conversations with Tunku Abdul Rahman oleh Sultan Nazrin Syah percakapan dengan Tunku tahun 1980 an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun