Meski hebat, namun petenis Serbia itu tersingkir dari Australia Terbuka, kemudian dari turnamen ATP di Amerika Serikat.
Pemain kontroversial ini diusir dari Australia terbuka dan dilarang bermain di Open karena tidak divaksinasi Covid-19.
Tapi petenis nomor satu dunia itu saat ini memainkan putaran kedua Roland-Garros Perancis Mei lalu. Apakah dia memiliki perlakuan istimewa untuk dapat berpartisipasi tanpa vaksin?
Jawabannya adalah kenyataan tidak ada hukum Prancis yang dapat mencegahnya bersaing.
Kehadiran membuat kegaduhan, karena kekeraskepalaannya dalam menolak untuk divaksinasi terhadap Covid-19.
Kehadirannya di lapangan tanah liat Paris menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah orang Serbia itu akhirnya divaksinasi?
Nyatanya tidak, Novak Djokovic mengatakan dia "siap membayar harga" untuk tidak pergi ke turnamen "apapun" kalau diharuskan  menerima suntikan (vaksin Covid-19)
Kita tidak tahu bagaimana dia tetap "berdegil" tidak mau divaksinasi.
Petenis Serbia itu mengambil resiko tidak dapat mengambil bagian dalam beberapa turnamen ATP, karena  Amerika Serikat" tegas" melarang masuk ke wilayah mereka kepada orang-orang yang tidak dapat menunjukkan bukti vaksinasi yang valid.
Bulan Mei Novak Djokovic memang memainkan putaran ketiga Roland-Garros. Â Dia memenangkan pertandingan pertamanya di lapangan Philippe-Chatrier, tiga set menjadi nol, melawan Yoshihito Nishioka dari Jepang, kemudian Alex Molcan dari Slowakia dalam empat set.
Direktur turnamen Amélie Mauresmo mengatakan bahwa "sebagaimana keadaannya, tidak ada yang menghalangi partisipasi Djokovic", pada konferensi pers 16 Maret . Memang, dua hari sebelumnya, Prancis mencabut pembatasan di hampir semua ruang publik – selain rumah sakit, panti jompo, dan transportasi umum – yang berarti pemain, yang tidak divaksinasi, diizinkan tampil di lapangan.