Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kemasan Air Mineral dan Lingkungan, Bagaimana Mencegahnya?

26 September 2022   11:06 Diperbarui: 26 September 2022   11:09 1261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisnis air mineral  dianggap salah satu yang paling menguntungkan. Di Indonesia tumbuh lebih banyak usaha industri air isi ulang di berbagai pelosok. 

Begitu juga botol kemasan air mineral, orang  makan restoran  butuh minuman, paling praktis mereka mencari  air mineral. 

Di pesta, rapat dan sebagainya air gelas  pavorit tinggal buang saja kemasan 250 cc.

Minum keringat pelepas haus atau sudah makan | Foto via mine.news.com
Minum keringat pelepas haus atau sudah makan | Foto via mine.news.com
Air mineral yang baik adalah dari lapisan bawah  tanah terletak pada kedalaman seratus meter . Air ini mengandung sejumlah besar zat dan senyawa yang bermanfaat. Atau mata air dari bawah tanah.

Tergantung pada tempat ekstraksi, air mineral mungkin mengandung lebih banyak atau lebih sedikit senyawa tertentu. 

Air mineral  dapat juga diproduksi dari air biasa. Ini seharusnya akan membutuhkan banyak peralatan untuk pemurnian air. 

Air  yang bagus dan sangat berguna  ditambang dari kedalaman 300-400 meter .

Bagi bisnis ini,  air disimpan di tangki khusus dan peralatan penyaringan digunakan, membersihkan pasir halus. 

Disinfeksi air biasanya dilakukan di bawah pengaruh sinar ultraviolet, untuk memerangi mikroorganisme berbahaya.

Dalam proses  untuk pembotolan disiapkan berupa botol plastik yang lebih murah atau wadah kaca yang lebih sedikit mahal.

 Botol plastik ditiup pada peralatan khusus, air mineral dituangkan ke dalamnya dan label  disiapkan, yang ditempelkan ke produk jadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun