Ben Franklin dengan penuh minat membaca buku Experiences on Projects oleh Defoe, penulis Robinson Crusoe, kisah cerita perjalanan dan sebagainya. Defoe berbicara tentang ilmu keuangan, pembangunan, cara bantuan untuk bencana, perdagangan untuk kemakmuran masyarakat, ilmu perguruan tinggi dan lain-lain.
Ben Franklin membaca buku-buku ini pada usia dua belas tahun, dan masih berat sebenarnya untuk usia anak sebesar itu.
"Kamu kutu buku yang luar biasa, segalanya kamu baca."
Ben hanya tersenyum saja mendengar kata ayahnya. Entah memuji atau mencelanya.
Sang ayah akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa hanya ada satu-satunya profesi yang disukai oleh putranya membaca buku dan belajar mandiri.
"Baiklah kutu buku, tapi jangan kau habiskan uang kamu untuk buku."
Tapi Ben tidak mengacuhkan larangan ayahnya, uang yang didapatnya selalu untuk buku.
Pada suatu hari datang kakaknya dari Inggris. Saudara lelaki Ben yang bernama James kembali dari Inggris. Dia satu satunya yang beruntung karena ada kerabat yang membantunya di negara asal.
"Apa kabar adik kecil?" Sapa James. James jauh lebih besar dan ibunya adalah ibu tiri Ben istri pertama ayahnya.
"Kamu, apa yang kakak dapat di Inggris.?"
"Lho, kamu tahu aku belajar percetakan. Kita akan punya perusahaan percetakan disini."
"Mencetak buku? Aku suka." Kakaknya tertawa menjelaskan.
"Mencetak buku pelajaran juga surat kabar dan majalah," kita James.
"Aku ingin melihatnya," ujar Ben pula.
James mengajaknya kepelabuhan.
Mesin cetak baru datang dan dibongkar dari kapal besar dan mereka mengawasinya
James telah mendapat tempat usahanya. Di tempat itu dia akan
mulai usahanya. Ben juga berhenti bekerja dengan Samuel. Ia ingin membantu James. Ayahnya setuju.
Ben melihat dengan kagum.
Mesin cetak, font, dan semua yang dibutuhkan untuk mendirikan percetakan di Boston dari kapal yang di bawa kakaknya.
"Aku akan membantu kakak."
"Bisa, tapi kamu harus patuh."
"Apa yang harus saya patuhi?"
"Ini profesi langka, kita yang pertama di Boston, tanpa aturan bagi pekerja tidak bisa," ujar James.
"Aku akan patuh, " jawab Ben.
"Kita buat perjanjian tertulis, itu salah satu ilmu manajemen," kata James lagi.
"Apa harus begitu keras?" Tanya Ben.
"Iya," ujar James lagi.
Di bawah kontrak yang dia tandatangani, Benjamin mengikuti magang dan bekerja dengan saudaranya.
Sebelumnya,Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H