Nanti itu sangat berguna baginya. Ketika Franklin memulai eksperimen ilmiahnya, dia mampu membuat sendiri banyak instrumen yang diperlukan untuk ini.
"Kamu suka pekerjaan seperti itu," tanya ayahnya.
"Pekerjaan yang menantang," ujar Ben.
"Saya bisa bereksperimen agar mesin lebih mudah bekerja. "
Ayahnya tertawa. Dia menganggap perkataan Ben hanya isapan jempol. Seorang kanak-kanak yang ingin bermain.
***
Didekat tempat mereka dihutan sering tampak orang Indian.
"Ayo Louis, kita melihat orang indian," Â ajak Ben.
"Tidak mau, mereka sering tidak bersahabat."
"Siapa bilang, aku berteman dengan mereka. Namanya Yonimo."
"Apa kamu bisa bahasa mereka."
" Bahasa isyarat." Kata Ben pula. Ia selalu tertarik dengan alam sekitarnya. Juga dengan teman barunya Yonimo.
Louis tidak mau, jadi Peter yang menemani Ben melihat dan bersahabat dengan orang indian.
Orang Indian Navayo menatap dengan curiga, tapi karena anak anak mereka membiarkan saja.
Orang indian hidup di tenda yang diistilahkan dengan tepee yang  terbuat dari kulit bison yang diregangkan.
Kerangka kayu yang mudah dipasang diatasnya ada penutup yang bisa dibuka agar asap dari api unggun bisa keluar.
"Apa bahasa mereka jika berkomunikasi?" Tanya Louis.
"Tentu dengan bahasa mereka, banyak bahasa indian dan mereka berbeda bahasa, tapi mereka punya bahasa isyarat yang cuma mereka yang mengerti," ujar Ben.
"Kamu sok tahu," Peter mentertawakan.
"Mereka adalah teman kalau tidak diganggu, tapi bisa perang," bisik Louis.
"Kuda mereka kuat dan cantik," bisik Ben melihat kuda Indian.
Mereka memperhatikan suku Indian memakai busur dan anak panah, pisau, serta pentung, tombak, sebagai senjata.