Jokowi menurut saya tidak 'gila' kekuasaan. Cuma ingin memastikan rencana berjalan dengan mulus. Pindahnya ibukota baru Ibu Kota Nusantara.
Jadi Presiden seperti Jokowi itu tidak mudah. Banyak pekerjaan berat yang sudah dan harus diselesaikan.
Tanpa bermaksud memuji, Jokowi rajin turun ke lapangan dan bekerja 24 jam. Membenahi infrastruktur dan berhadapan dengan lawan politik yang ingin "menggeragoti' kekuasaan.
Terlepas dari hutang, kini Indonesia menikmati banyak keteraturan dan infrastruktur yang modern. Jalan tol dan kereta cepat akan segera terujut, MRT, LRT dan sebagainya. Jembatan Batam-Bintan menunggu. Pemerataan pembangunan dari Sabang sampai Merauke.
Pemerintahan sebelumnya dan juga SBY lemah dalam hal itu. Pada Pemerintahan SBY-JK tidak banyak pembangunan yang terjadi. Rasanya (maaf) hanya begitu begitu saja.
Turun ke lapangan lebih didominir Jusuf Kalla. Sampai sampai ia disebut "real President" oleh buya Syafeii Mariif.
Langkah JK terhenti di masa Jokowi- JK. Jokowi lebih sering turun ke lapangan. Jusuf Kalla mati langkah dan tidak lagi populer. Kritiknya tidak lagi didengar orang.
Pekerjaan besar Jokowi, memindahkan ibu kota yang akan menelan biaya miliaran dolar dari awalnya sudah kontroversial.
Banyak yang skeptis karena begitu banyak biaya dan orang-orang yang akan dipindahkan. Gangguan yang akan ditimbulkan oleh penentangnya dan keengganan sebagian tokoh.
Jokowi menggambarkan kota baru, Nusantara, sebagai langkah transformatif menuju “Indonesia maju”.
Meski menekankan bertindak sesuai dengan konstitusi tetapi pengamat telah mencatat bahwa dia juga tidak mengesampingkan mengikuti konstitusi yang diamandemen.