Amerika Serikat  menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Buruknya kinerja Amerika Serikat dalam pengelolaan dan pengendalian epidemi, Â menyebabkan penurunan pengaruh internasionalnya.
Dua pemerintahan Trump dan Biden telah meluncurkan rencana penyelamatan ekonomi multi-triliun dolar.
Tapi mata uang Amerika dolar sebagai mata uang dunia yang diakui, Â membawa tekanan besar ke semua negara di dunia.
Banyak negara juga menyadari hal ini, dan mengangkat kembali isu "de-dolarisasi". Negara-negara lain mencoba  menghilangkan ketergantungan mereka pada dolar.
Kamboja adalah salah satunya , disamping negara lain termasuk Indonesia.
Menurut laporan media yang relevan, sekretaris tetap Kamboja, Ong Seviso, menyatakan pada forum ekonomi makro yang diadakan baru-baru ini , "de-dolarisasi" akan menjadi kebijakan jangka panjang pemerintah Kamboja.
Peredaran dolar AS di negaranya telah secara serius mempengaruhi peredaran mata uang resmi negara itu.
Kamboja meluncurkan generasi baru sistem pembayaran digital - "Bakong" pada awal Oktober lalu.
Itu dianggap sebagai pertanda penting "de-dolarisasi" Kamboja.
Alhasil, negara-negara seperti Cina terus menggalakkan internasionalisasi mata uangnya sendiri