Saya sedikit tertarik dengan tulisan"Bali sebagai Tempat Netral Putin-Zelensky" tulisan Reno M di Kompasiana 01-03-2022 meski tidak ada tanda tanda Indonesia dilirik apa lagi diminta untuk perdamaian perang Rusia-Ukraina.Â
Indonesia juga mungkin tidak tertarik.Â
Saya membayangkan perang brutal penuh emosi dan Putin serta Zalensky bertemu di Bali. Kongkow kongkow dan tegang dan damai. Setelah itu sama sama menikmati keindahan Bali.(mengkhayal)
Atau terus bersitegang, marah marahan  lalu meninggalkan Bali tanpa dapat menikmati keindahan pulau Dewata.
Sepertinya Bali menurut saya tidak cocok menjadi tempat untuk Perdamaian "perang brutal" Ukraina dan Rusia.
Apalagi untuk pertikaian besar yang hampir melibatkan banyak negara. Rusia dan Amerika serta NATO .
Sudah pasti juga ditolak oleh Ukraina karena Indonesia dianggap lemah dalam melihat pertikaian di Ukraina.Â
Terbukti, Indonesia tidak mau terlibat dan mencari amannya saja. Logis, kata seorang penulis kompasiana karena Indonesia tidak mau membuat Rusia sewot.
Lebih mungkin Indonesia memanfaatkan boikot negara lain meningkatkan perdagangannya dengan Rusia
Indonesia tidak mengecam keras dan ikut memboikot Rusia seperti halnya banyak negara lain.
Bali bukan pilihan disamping faktor keamanan tingkat tinggi. Biasanya hal seperti itu diadakan di ibu kota negara.