Saat perusahaan menghire CEO alias Chief Executive Officer baru, maka ada ekspektasi untuk melakukan perubahan yang signifikan dalam perusahaan. Untuk direksi dan perusahaan yang sudah bijak, pasti mereka akan sadar jika perubahan itu tidak akan terjadi hanya dalam waktu 1-2 tahun.
Perubahan seperti yang dikehendaki ini, umumnya baru terjadi di tahun ke 3 atau ke 4, lantas barulah di tahun tahun berikutnya ekspektasi yang diharapkan dari perusahaan benar terjadi.
Lantas kemana CEO tersebut setelah hal itu terjadi?
Jika CEO tersebut sudah berhasil menyelesaikan tugasnya dan memenuhi ekspektasi dari perusahaan, maka dia akan diberikan tugas yang lebih besar lagi, bisa dengan permasalahan yang lain dari perusahaan tersebut, bisa pula kemudian dia berpindah ke perusahaan yang lain dengan tantangan yang berbeda lagi.
Perpindahan si CEO ini menunjukan jika dia ingin berkembang, dia ingin tantangan yang berbeda, ingin sesuatu tantangan baru yang harusnya bisa dia selesaikan untuk memenuhi pencapaian dalam hidupnya.
Jika CEO ini masih stuck di perusahaan tersebut, bisa saja diam emang enggan untuk berpindah dan merasa sudah "terlalu nyaman" dengan kondisinya sekarang sehingga tidak mau lagi berpindah ke perusahaan lain, dia ingin selamanya menyelesaikan masalah-masalah yang sudah sering terjadi.
Kelewat nyaman ini yang nantinya akan membuat CEO dan perusahaan ini terjebak dalam bahaya, perusahaan bisa jadi menjadi stuck dengan kinerja yang begitu-begitu saja. Sementara kompetitor perusahaan lain sudah berkembang makin jauh.
Tukang Cukur Lintas Generasi
Ada tambahan cerita lain yang berkaitan dengan CEO ini, di kampung saya, ada seorang tukang cukur  yang mewariskan profesinya pada anaknya.