Banyak orang dengan mudahnya  mengatakan untuk membuat perusahaan rintisan atau startup, namun tidak demikian dengan apa yang terjadi pada Maulana Azim dan Amak Yaqoub.
Lahir dari Keresahan.
Saat tidak berada di tanah air, kedua pria ini malah menjadi semakin cinta dengan  Indonesia. Mereka melihat sendiri jika Indonesia mengalami berbagai ketertinggalan dibanding negara-negara lain. Salah satu ketertinggalan yang mengusik dan membuat dua akademisi ini resah adalah ketertinggalan Indonesia dalam mengolah mikroalga.
Saat ini produk mikroalga di pasar dunia, 90% didominasi oleh hasil produksi dari China dan India. Padahal jika melihat potensinya, Indonesia mampu menghasilkan jumlah yang lebih banyak dan lebih berkualitas dibandingkan China dan India.
Keresahan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, Azim dan Yaqoub tak mau keresahan ini jadi seperti duri dalam daging yang membuat rasa cinta mereka akan Indonesia makin tersakiti.
Di awal tahun 2020 silam, saat kedua putra bangsa ini masih berada di Groningen, Belanda. Mereka memutuskan untuk membuat sebuah perusahaan start up mikroalga pertama di Indonesia yang bernama Spiralife.
Mengenal Mikroalga. Â
Sebelum kita lebih lanjut bicara mengenai spiralife, kita berbicara dulu mengenai apa itu mikroalga, sesuai dengan namanya mikroalga adalah jenis makhluk hidup yang berukuran mikroskopis (lebih kecil dari 0,00001 meter).
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!