Penutupan McD Sarinah (10/5) kemarin ,menjadi momen yang mengharukan karena banyak orang merasa memiliki kenangan di tempat tersebut.
Di restoran cepat saji yang sudah beroperasi sejak 30 tahun silam ini, mejadi tempat kongkow, tempat mengerjakan tugas, perayaan ultah, dan aktifitas publik lain yang melibatkan banyak orang.
Terlepas dari momen penutupannya yang dimeriahkan banyak orang, tak heran jika ada kompasianer yang mendoakan semoga nantinya tidak ada pasien  covid-19  klaster McD Sarinah.
Biarpun kerumunannya sudah melanggar PSBB, tapi anggaplah kita maklum jika kenangan dan kerinduan akan kenangan, sudah mengalahkan segalanya, ingat kata dilan jika rindu itu berat, Â begitu beratnya sampai imbauan untuk tidak mengadakan keramaian, guna mencegah penularan covid-19 sekalipun tak ada apa-apanya.
Restoran Cepat Saji Penuh Kenangan.
Sebenarnya apa yang dijual di McD Sarinah ? apakah kenangan? Â Kebersamaan ?Kenapa begitu mengharukan saat restoran ini berhenti beroperasi ? nyatanya yang mereka jual adalah makanan cepat saji sama dengan McD yang ada di tempat lain, tapi ini memang yang menjadi fenomena unik, jika orang, khususnya pelajar dan mahasiswa lebih nyaman mengerjakan tugas di restoran cepat saji, macam McD, KFC dan lainnya.
Apa kabar perpustakaan ?
Saya memang belum pernah mengunjungi macDsarinah, tapi saya meyadari fenomena ini saat kuliah di Jogja, terhitung ada beberapa McD di Jogja, tapi saya malah lebih memilih KFC sbagaitemoat yang memorable.
Tidak ada maksud membandingkan rasa dari kedua restoran cepat saji tersebut, menurut saya keduanya sama sama enak.
KFC yang memorable versi saya  tersebut adalah KFC Merapi Merbau, yang ada di jalan Seturan Yogyakarta, lokasinya begitu dekat dengan kampus dan kosan saya semasa menjadi mahasiswa dulu.