Kasus yang pertama, Dinda melakukan pembelian sarung tangan lateks. Sarung tangan tersebut sejatinya digunakan untuk tenaga medis, tapi karena ia membeli dan memamerkan sarung tangan tersebut di halaman instagramnya, banyak follower-nya yang ikut membeli sehingga sarung tangan tersebut menjadi langka.
Kasus yang kedua adalah pembuatan hand sanitizer versi Dinda Shafay atau do it yourself (DIY) handsanitizer. Memang di tengah situasi seperti ini handsanitizer menjadi barang yang langka. Kalaupun ada, maka harganya akan melambung tinggi.Â
Dalam video tutorial pembuatannya yang ada di youtube, Dinda membuat hand sanitizer menggunakan bahan bahan: alkohol 96% dan 70% serta aloe vera gel yang biasanya digunakan sebagai skincare. Adapun peralatan lain yang digunakan adalah pengaduk adonan kue dan sarung tangan latek, serta masker.
Menurut Dinda, sebelum membuat hand sanitizer ini ia sudah berkonsultasi dengan keluarganya yang bekerja di Kementerian Kesehatan. Jadi bisa dijamin meskipun dia tidak mempunyai latar belakang pendidikan mengenai kesehatan atau kimia, apa yang dia lakukan aman, karena sudah mendapat arahan dari orang yang kompeten.
Cara pembuatannya hanya dengan mencampur alkohol dengan aloe vera. Awalnya dia mencampur alkohol 96% kemudian diaduk dengan pengaduk roti, lalu jika ditambahkan lagi dengan alkohol 70% ke dalam aloe vera gel tadi.
Penambahan hanya dilakukan dengan "kira-kira", tanpa ada sedikitpun takaran yang jelas. Lalu sudah, hand sanitizer DIY versi Dinda selesai dibuat.
DIY Hand Sanitizer versi Dinda ini malah mendapatkan hujatan dari warganet. Dari yang tidak sesuai dengan instruksi WHO(yang menganjurkan untuk menggunakan glycerol bukan menggunakan aloe vera gel), juga mengenai takaran penggunaan alkohol yang asal. Lagipula alkohol yang dianjurkan adalah 70%, bukan malah dicampur lagi dengan 96%.
Selain itu kondisi tempat pembuatan hand sanitizer tersebut juga seharusnya dalam kondisi steril seperti di laboratorium bukan di lingkungan yang asal seperti yang dibuat Dinda.
Menurut Dr. Joddy Arya Laksmono, peneliti kimia dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), penggunaan alkohol dengan konsentrasi lebih dari 70% akan menyebabkan iritasi pada kulit.
Meminta Maaf
Untuk kejadian sarung tangan lateks, Dinda meminta maaf melalui instagramnya. Pada postingannya (21/3) lalu dia mengakui jika hal yang dia lakukan adalah kesalahan dan akan mendonasikan sarung tangan lateks untuk tenaga medis yang saat ini sedang berjuang merawat pasien corona.