Sebuah pesan masuk di aplikasi whatss app, ternyata undangan pernikahan dari salah satu kawan SMA saya, undangan tersebut sudah di share grup WA SMA, dan kini dikirimkan langsung juga kepada saya.Â
Karena memang perhatian saya terhadap grup WA tersebut sangat kurang, saya hampir tidak pernah merespon percakapan di grup tersebut, karena meskipun anggota rupnya ada banyak, tapi yang aktif hanya orang orang itu saja, seolah grup itu hanya milik mereka saja.
Di zaman serba digital seperti ini, menyebar undangan  bisa begitu mudah, tanpa perlu mengirimkan undangan fisik, cukup hanya memberi kabar di grup WA atau supaya terlihat lebih spesial maka dikirimkanlah sebuah video grafis untuk mengganti undangan .Â
Hal sebenarnya mengurangi norma kesopanan di masyarakat sekarang, kehadiran undangan yang punya bentuk fisik itu sudah tidak bisa digantikan, sayamerasa sangat dihargai jika saya diberi undangan secara fisik.
Tetapi untuk kali ini, saya tidak mempermasalahkan mengenai cara mengundangnya, karena memang saya dan kawan saya ini cukup dekat, terlebih dia sudah repot-repot mengirimkan pesan secara langsung kepada saya, saya pun menjanjikan untuk hadir di acara pernikahannya tersebut. Tapi ternyata saat hari pernikahannya, saya tidak bisa hadir, karena memang ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan.
Saya lalu meminta maaf untuk ketidakhadiran saya di acara pernikahan tersebut, tapi teman saya ternyata sangat kecewa dengan ketidakhadiran saya tersebut,dalam kejadian ini memang saya adalah pihak yang salah, saya membuat "PHP" kawan saya ini,
Seiring dengan bertambahnya umur, memang semakin banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan semakin sedikit waktu untuk bertemu dengan kawan kawan lama dari zaman kuliah, atau masa sekolah, kawan kawan yang dulunya bisa setiap hari ketemu, mungkin sekarang hanya bisa bertemu setahun sekali, beberapa tahun sekali atau mungkin sudah tidak pernah bertemu sama sekali.
Ini adalah salah satu masalah menjadi dewasa, fase yang menyedihkan, karena fase ini adalah fase untuk melepaskan orang orang yang sudah kita kenal lama.
Kembali ke kasus kondangan kawan SMA saya ini, saya sebenarnya menerima konsukensi dari kejadian ini, kemungkinan besar, kawan saya ini pastinya tidak hadir dalam pernikahan saya nanti, mengingat saya pun tidak hadir di pernikahannya, jadi saya juga tidak akan mengundang untuk hadir di acara pernikahan saya nanti.
 Ternyata kondangan itu tidak mudah, padahal baru kondangan, belum memikirkan untuk melakukan pernikahan sendiri, menyempatkan waktu untuk sekedar ikut bersuka cita dan mengucap selamat pada kawan atau saudara yang sedang berbahagia saja menjadi begitu sulit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H