Hanya aku ingin katakan, aku adalah pujangga amatir sejak dulu, sejak masih sekolah dasar. Sejak beberapa puisiku muncul di majalah anak-anak saat itu dan cerita fiksiku bermunculan bergantian di majalah seusia gadisku dan dewasaku.
Jadi?
Entahlah. Karena puisi dan cerita adalah ekspresi dari rasa yang tak akan pernah hilang. Siapakah yang pernah cinta pergi dan tak pernah kembali? Siapakah yang pernah sakit hati dan tak pernah sembuh? Rasa tetap akan ada. Cinta juga akan tetap ada. Karena itu, jeda puisiku justru dapat berarti simbol tentang cinta, tapi terpendam yang bisa saja sewaktu waktu akan muncul kembali. **
Yogyakarta, 4 Mei 2022
Tulisan pertama setelah kembali dapat bertemu lagi dalam ruang-ruang yang pasti, meski masih pandemi.
Â
 Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H