Sudah terlalu biasa aku kini dengan sosokmu, yang lalu lalang di depanku dan menemuiku.
Ceritamu berlimpah, katamu beribu dan tawamu mengembang tanpa beban.
Sudah terbiasa aku menemukan tampanmu, tubuhmu yang menawan, dan senyuman manis bagai madu.
Langkahmu sudah dalam hitunganku, baumu sudah dalam jerat bulu hidungku.
Bahkan, pikiranmu sudah kurengkuh dalam akalku.Â
Sudah tak ada lagi cemburuku kalau perempuan menyanjungmu
Sudah tak ada lagi marah ketika kau sapa mereka dengan riang.
Percayaku sudah tumbuh, kamu tak akan kemana
Jangkar sudah kuikatkan di hatimu, kamu tak akan lagi bergerak jauh
Hanya ketika kulepas sauh atas kehendakku, kamu bergerak walau tetap dalam mauku
Ceriamu kini adalah ceriaku, kesedihanmu adalah  bagian dari deritaku.
Hidupmu kini adalah separuh dari jiwaku.
Maafkan ku tak bermaksud  pongah tapi aku telah menaklukkanmu
Walau melewati jalan berliku  terjal dan menyakitkan, kini telah kukuasai cintamu.Â
Yogyakarta, 13 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H