Prediksi merupakan suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang sesuatu yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekaran, agar kesalahannya (selisih antara sesuatu yang terjadi dengan hasil perkiraan) dapat diperkecil.
Dari pernyataan diatas bisa diambil kesimpulan bahwa segala sesuatu bisa diketahui melalui informasi yang ada pada masa lampau dan masa yang sedang terjadi.
Nah... dalam dunia pendidikan pun kita dapat mengetahui bagaimana kredibilitas peserta dalam mencari minat dan bakat sejak dini.
Sejatinya prediksi merupakan salah satu upaya meminimalir terjadi kesalahan dalam menentukan kebenaran.
Well... Prediksi disini bukan tentang menjadi seorang dukun atau paranormal yang sejatinya sedang marak pada akhir-akhir ini. Di zaman yang sudah begitu maju ini, prediksi mengenai masa depan bukan semata-mata kita masuk dalam ranah Tuhan, melainkan kita mempersiapkan terhadap tuntutan-tuntutan dunia di era sekarang.
Oleh karena itu penting nya kita memprediksi masa depan, bukan harus bertanya pada orang pintar (paranormal) atau dukun. Tapi bagaimana kita menggali potensi yang ada pada peserta didik, salah satunya mengenalkan pendidikan sejak dini, dengan begitu potensi peserta didik bisa terjaring dari sejak mereka belum menyadari potensi dirinya.o
Problematika yang terjadi pada akhir-akhir ini, kesadaran terhadap pendidikan usia dini sangat minim, sehingga menghambat pengenalan potensi peserta didik. Kemudian peserta didik bingunh dalam mengembangkan potensi dirinya karena dirasa terlambat mengenali minat dan bakatnya.
Menurut survei penulis dari beberapa contoh kasus yang ada dilingkungan penulis, karena kurang mengenali potensi diri sejak dini sehingga peran orangtua untuk menekan agar anak menjadi diri orang lain sangat besar.Â
Dengan cara membandingkan dengan anak sebayanya yang sudah mengenal potensi dirinya lebih dulu, dan ketika rumus orang tua intervensi dalam potensi anak maka terjadi ketidakselarasan antar keinginan dan tuntutan. Yang pada akhirnya mereka hanya berada fase dilema.
Dalam fase dilema, mereka tidak akan maksimal dalam mengerjakan sesuatu karena tidak sesuai dengan potensi dirinya dan hanya berada pada titik tengah kehidupan.
Pernah dengar kata yang menyebutkan "hobby dibayar itu lebih enak..." Kata itu akan terjadi apabila kita analisa potensi anak sejak dini.