Mohon tunggu...
Yudi Kurniawan
Yudi Kurniawan Mohon Tunggu... Administrasi - Psikolog Klinis, Dosen

Psikolog Klinis | Dosen Fakultas Psikologi Universitas Semarang | Ikatan Psikolog Klinis Indonesia | Contact at kurniawan.yudika@gmail.com | Berkicau di @yudikurniawan27 |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekolah Kehidupan, Inspirasi dari Seorang Bunda

20 Mei 2012   19:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:03 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya lebih senang menyebut tempat ini sebagai sekolah kehidupan. Sunni namanya. Terletak di utara kota Yogyakarta (jalan Kaliurang km 8,5), sekolah ini dikelola oleh seorang wanita bernama Ratna Ningrum Maksum atau yang lebih dikenal dengan panggilan Bunda Ningrum. Berbicara tentang Bunda Ningrum, berarti kita berhadapan dengan sosok yang kisah hidupnya amat menarik. Sunni adalah salah satu dari bagian kisah hidup tersebut.

Jangan bayangkan Sunni seperti sekolah yang terdiri dari banyak kelas. Ruang tamu di rumah Bunda Ningrum disulap menjadi kelas, dengan ukuran sekitar 3x4 meter. Nah, lalu di mana letaknya keunikan Sunni ini? Bisa dikatakan Sunni adalah tempat belajar yang inklusif, di mana anak normal dan anak berkebutuhan khusus belajar bersama. Tapi bagi Bunda Ningrum, semua anak adalah anak berbakat, tidak ada yang berkebutuhan khusus atau mengalami keterbelakangan mental. Bagi saya, pandangan Bunda Ningrum bahwa “Semua Anak Adalah Anak Berbakat” inilah yang menjadi roh pendidikan di Sunni.

[caption id="attachment_257622" align="aligncenter" width="300" caption="Bunda Ningrum (ketiga dari kiri) saat mengadakan proses belajar anak-anak Sunni"]

13701798632093130973
13701798632093130973
[/caption]

Sunni bukanlah tempat pendidikan yang memang sengaja didirikan. Semuanya berawal dari diagnosis hiperaktif dan disleksia pada putra Bunda Ningrum di awal tahun 2000-an. Sejak saat itu, beliau fokus untuk mendidik anaknya secara mandiri dan meninggalkan profesi sebelumnya sebagai seorang penyiar. Tidak kebetulan jika Bunda Ningrum memang berasal dari dunia psikologi. Jadi ia paham dasar-dasar pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus. Oh iya, salah satu perkataan beliau yang membekas bagi saya adalah,”Tidak ada anak yang berkebutuhan khusus. Tidak ada anak autis, disleksia, hiperaktif, atau yang lainnya. Semua anak adalah berbakat. Hanya dengan cinta dari orangtua dan pendidiknya, bakat tersebut bisa terlihat.

Dalam perkembangannya, dibantu oleh beberapa orang rekan, bunda Ningrum akhirnya mendirikan sebuah sekolah kehidupan bernama Sunni. Bagi saya, Sunni adalah tempat yang luar biasa bagi orang-orang yang hendak memahami makna psikologi pendidikan. Bunda Ningrum sangat terbuka terhadap orang yang ingin belajar di Sunni, baik sekadar berkunjung ataupun untuk menjadi pengajar di sana. Banyak mahasiswa yang sudah merasakan dan mendapat inspirasi tentang pendidikan dari Sunni.

Metode Pendidikan Sunni

Sesuai dengan namanya sebagai sekolah pendidikan, Sunni menanamkan prinsip pada siswanya bahwa belajar adalah proses seumur hidup. Barangkali Anda heran, bagaimana mungkin anak berkebutuhan khusus diberikan pemahaman seperti itu? Saat pertama kali berkunjung ke Sunni medio 2009 lalu, saya tidak menyangka bahwa anak-anak tersebut adalah anak berkebutuhan khusus. Mereka bisa belajar, menulis, bahkan menggunakan komputer. Tapi memang ada kalanya mereka berlari kesana kemari, berteriak, dan mengambil benda apa pun yang tergeletak di lantai. Ternyata apa yang saya lihat adalah hasil dari proses berbulan-bulan yang dilakukan bunda Ningrum agar anak-anak tersebut bisa beradaptasi. Biasanya, jika ada anak baru yang bergabung di Sunni, dia akan telihat resisten dan susah untuk diatur. Saya melihat bagaimana seorang anak yang didiagnosa autis dan baru bergabung di Sunni mendapat perhatian lebih dari bunda Ningrum. Menurut beliau, rasa aman adalah hal paling utama yang harus didapatkan oleh anak berkebutuhan khusus, sebelum mereka bisa belajar. Sementara anak-anak yang lain belajar bersama para pengajar yang rata-rata adalah mahasiswa psikologi (atau yang tertarik dengan dunia pendidikan anak). Para pengajar di Sunni juga punya panggilan khusus. Pengajar wanita dipanggil Bunda, sementara Yanda (kependekan dari Ayahanda) adalah sebutan untuk pengajar pria.

Bunda Ningrum selalu memupuk rasa percaya diri anak didiknya di Sunni. Ia sering mengadakan acara bersama antara Sunni dengan anak-anak TK dan SD (yang dalam pendidikan formal dikategorikan sebagai anak “normal”). Ia juga beberapa kali mengajak anak-anak di Sunni berkunjung ke tempat seniman jalanan di Jogja. Salah satu kegiatan rutin Sunni yang sangat bermanfaat adalah Garasi Sale. Ini adalah kegiatan sosial Sunni untuk berbagi dengan lingkungan di sekitarnya. Anda mungkin tidak percaya jika seluruh proses kreatif Garasi Sale dilakukan oleh anak-anak tersebut, tapi itulah kenyataannya. Mulai dari dekorasi, tempat berjualan, hingga barang-barang yang dijual, adalah hasil buatan tangan anak-anak Sunni. Bunda Ningrum memang mengajarkan jiwa kewirausahaan sejak dini pada anak-anak di Sunni.

13375156081216990640
13375156081216990640

Hal yang menurut saya lebih mengagumkan, bunda Ningrum memberdayakan anak-anak Sunni sesuai dengan potensi mereka. Dalam Garasi Sale misalnya, ada anak yang membuat dompet, membuat kerajinan dari kertas, bahkan ada yang membuat komik sendiri untuk dijual. Bunda tidak pernah mempermasalahkan berapa harga untuk barang-barang tersebut. Baginya, menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa diterima oleh lingkungan bagi anak-anak tersebut adalah sebuah harga yang tak ternilai.

Kelanjutan Pendidikan di Sunni

Usia rata-rata anak-anak di Sunni sekitar 8-9 tahun. Impian terbesar Bunda Ningrum adalah bisa melihat mereka melanjutkan pendidikan ke sekolah formal. Bunda selalu punya keyakinan bahwa mereka adalah anak-anak yang berbakat dan tidak ada bedanya dengan anak-anak yang dikategorikan normal. Untuk mewujudkan hal tersebut, memang ada beberapa ujian penyetaraan dari Dinas Pendidikan setempat. Ini sudah dibuktikan oleh beliau ketika anaknya (yang semula didiagnosis hiperaktif dan disleksia) sekarang bisa bersekolah di SMP formal di Jakarta.

Bagi Anda yang berdomisili di Yogyakarta dan sekitarnya, serta tertarik dengan dunia psikologi, pendidikan, dan konseling, pilihan untuk mengunjungi Sunni sepertinya adalah ide yang menarik. Dengan tindakan nyata, bunda Ningrum berhasil menebarkan inspirasi pada lingkungan di sekitarnya.

Pendidikan dan Cinta, itu kata kuncinya...

Salam!

@yudikurniawan27

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun