Christian Eriksen mungkin tak menyangka bahwa dia akan menjadi penghangat bangku cadangan di Inter Milan. Dia mungkin tidak akan menyangka pula, dirinya akan dimainkan di penghujung laga tak lebih dari 10 menit.
Pemain asal Denmark ini didatangkan Inter dari Tottenham Hotspur dengan biaya transfer sekitar 20 juta euro pada Januari 2020 dengan berdurasi hingga Juni 2024.
Kedatangannya ke Italia disinyalir akan sangat membantu untuk tim barunya, pasalnya La Beneamata sedang ingin memperkuat skuad dan memperkaya permainan mereka agar mampu bersaing di Liga Italia maupun kompetisi Eropa.
Kini yang terjadi justru sebaliknya. Bukannya melihat sosok Eriksen yang mengolah bola di atas lapangan dan berjuang bersama para pemain Inter lainnya, tapi kita malah jadi sering melihatnya di pinggir lapangan duduk manis di bench.
Eriksen baru bermain di 7 pertandingan pada musim ini, berbeda dengan apa yang dia dapat di Tottenham. Di Tottenham, dia mendapat menit bermain yang banyak dan hampir tak tersentuh.
***
Parahnya lagi, menurut pelatih Inter Antonio Conte mengatakan bahwa Eriksen tidak masuk dalam rencananya. Ia pun kecewa bahwa pemain berusia 28 tahun itu malah tidak sesuai dengan ekspektasi yang ia inginkan.
"Semua pilihan yang saya buat selalu dan hanya untuk kebaikan Inter, bukan untuk satu pemain saja. Pemain harus berguna untuk gagasan dan proyek agar kompetitif di level nasional dan internasional," ujar Conte dikutip dari Gazzetta dello Sport.
Eriksen sendiri bahkan mengeluh, situasi yang ia dapatkan di Inter merupakan hal yang tidak diinginkannya. Namun ia pun menghormati keputusan Conte yang mungkin memiliki ide-ide lain dalam mengolah Inter.
Padahal salah satu alasan Eriksen mau pindah ke Inter itu karena sosok Conte. Conte yang pernah membesut Chelsea dengan trofi Liga Inggris-nya merasa yakin bahwa ia akan sukses bersama Inter dan Conte. Bahkan Conte pun menyambut kedatangannya dengan tangan terbuka.
Namun yang terjadi, keduanya bahkan tidak ada kecocokan. Oleh karena itu ada beberapa opsi sebenarnya yang harus dilakukan oleh Eriksen agar dia bisa nyaman dan mengeluarkan kemampuan terbaiknya.