Atalanta agaknya lekat dengan kejutan-kejutan baik di kompetisi Liga Italia maupun di Liga Champions. Namun siapa sangka, sensasi yang selama ini dicetak sedang tercoreng dengan konflik antara pelatih dan kapten tim.
Matchday ke-6 atau laga pamungkas putaran grup Liga Champions baru saja usai dini hari tadi. 16 tim sudah memastikan kursinya di fase knock-out, termasuk Atalanta yang pada laga dini hari kontra Ajax Amsterdam bertanding bak laga final.
Pasalnya baik Atalanta (poin 8) maupun Ajax (7) memiliki peluang yang sama untuk lolos ke fase 16 besar Liga Champions dan mendampingi Liverpool yang sudah lebih dulu lolos dari Grup D ini.
Pada laga terakhir ini Liverpool ditahan imbang tim asal Denmark, Midtjylland. Meskipun ditahan seri, Salah dkk tetap tetap lolos sebagai juara grup dengan koleksi 13 poin.
Lain lagi dengan laga Ajax vs Atalanta di mana keduanya harus berjibaku layaknya laga final. Ajax perlu menang agar lolos apalagi bermain di kandang sendiri Johan Cruyff Arena, sementara itu Atalanta hanya perlu seri agar lolos.
Ajax vs Atalanta tersaji di Johan Cruyff Arena pada matchday terakhir Grup D, Kamis (10/12/2020) dini hari WIB. Atalanta berhasil menutup laga ini dengan kemenangan berkat gol Luis Muriel di menit ke-85.Â
Hasil ini membawa La Dea menyegel tiket ke-16 besar. Muriel dkk berada di posisi kedua Grup D dengan 11 angka terpaut dua angka dari Liverpool di puncak klasemen.
Sementara, Ajax harus rela terlempar ke Liga Europa. Mereka harus puas menduduki peringkat ketiga dengan koleksi poin tujuh pada klasemen akhir putaran grup.
***
Bagi Atalanta dengan lolos ke 16 besar tentunya menjadi sebuah rekor tersendiri, dua musim berturut-turut di kancah Eropa berhasil menjadi salah satu tim terbaik. Meskipun begitu dalam satu Minggu terakhir ini mereka tengah didera konflik internal.
Konflik tersebut adalah antara pelatih Gian Piero Gasperini dan sang kapten Alejandro "Papu" Gomez.Â
Pelatih dan pemain merupakan dua pilar penting di sebuah tim sepak bola. Meski begitu, perselisihan antara pelatih dan pemain kerap kali terjadi, bahkan hingga mengganggu keharmonisan sebuah tim.
Yang terjadi di Atalanta adalah soal ketegangan antara Papu Gomez yang menolak perintah Gasperini hingga akhirnya ditarik keluar pada laga Liga Champions tengah pekan lalu (versus Midtjylland).
Pada laga yang berakhir dengan skor 1-1 itu, pemain asal Argentina pada laga tersebut diminta oleh Gasperini untuk bermain lebih ke kanan. tetapi sang pemain yang terbiasa memiliki posisi bebas dan bisa bermain dari semua sisi ogah untuk melakukannya.
Alhasil, Gasperini kemudian mengganti Papu Gomez dengan pemain lainnya. Setelah ditarik keluar lapangan si pemain tak pernah kembali ke bench pemain, ia malah nyelonong pergi ke ruang ganti sampai laga Atalanta vs Midtjylland usai.
Karena situasi tersebut, maka Gasperini seperti mengistirahatkan Gomez untuk laga pada akhir pekan lalu di Liga Italia kontra Udinese. Sayangnya laga tersebut ditunda karena lapangan yang akan dipakai tergenang air hujan dan pertandingan tidak dapat digelar.
Pada laga yang akan digelar di Friuli Stadium di kota Udine. Gasperini tidak menyertakan nama ataupun membawa Papu Gomez dalam pilihan skuat yang akan ditampilkannya.
***
Menjelang laga penentuan kontra Ajax Amsterdam. Papu Gomez kembali ke tim dan namanya tercantum dalam list pemain yang dibawa untuk bertandang ke Belanda.
Ketegangan masih nampak jelang keberangkatan ke Belanda, beberapa pemain lainnya mulai tak suka terhadap Gasperini yang notabene adalah salah satu pelatih tersukses dalam sejarah klub Atalanta.
Namun Gasperini tak ambil pusing ia tetap profesional, dan memimpin anak-anak asuhnya di pinggir lapangan. Papu Gomez sendiri masuk dalam starting line up kontra Ajax Amsterdam ini.
Di tengah sedang terjadinya konflik tersebut berhembus kabar bahwa Papu Gomez di isukan akan keluar dari Atalanta pada bursa transfer Januari nanti, sementara Gasperini situasi lebih rumit hasil laga kontra Ajax Amsterdam tak menjamin posisinya aman.
Situasi tersebut tentunya bisa berpotensi menjadi masalah ke depannya jika tidak segera ditangani dengan baik. Meskipun sudah ada beberapa opsi di antara mereka yang mengemuka ke publik.
Dengan performa yang berbeda dengan musim lalu, musim ini lebih nano-nano bagi Atalanta. Oleh karena itu mereka tentunya membutuhkan adanya kebersamaan yang baik dari dalam tim agar mereka bisa bersatu untuk memperbaiki penampilan mereka di lapangan.
Semoga setelah keberhasilan lolos ke 16 besar ini, konflik ketegangan tersebut bisa secepatnya mereda. Baik Gasperini maupun Papu Gomez adalah bagian kunci yang tak terpisahkan bagi Atalanta.
Apalagi mereka memiliki presiden klub yang berwibawa dan sabaran seperti Antonio Percassi. Ia tentunya tak akan tinggal diam dan akan membereskan internal klubnya yang sedang tak baik-baik saja ini.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H