Mohon tunggu...
Yudi Kresnasurya
Yudi Kresnasurya Mohon Tunggu... Lainnya - PRIBADI BIASA

BERSYUKURLAH MAKA ENGKAU BAHAGIA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pilih, Pelatihan Secara Daring atau Secara Tatap Muka

10 September 2024   15:29 Diperbarui: 10 September 2024   15:31 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masyarakat termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) kini mempunyai tambahan pilihan dalam usahanya meningkatkan kompetensi yang harus dikuasai melalui pelatihan -- pelatihan yang tidak harus diikuti secara langsung bertatap muka atau menghadirkan fisik dalam suatu kegiatan pelatihan. Kegiatan pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan yang dilakukan secara daring (dalam jaringan). Pelatihan ini merupakan pelatihan yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet pada suatu aplikasi tertentu, contohnya pelatihan dengan menggunakan aplikasi zoom meeting.

Pelatihan daring memberikan jawaban atau solusi terhadap banyak kendala yang biasanya dihadapi oleh peserta, pelatih / narasumber maupun panitia. Biasanya dalam menyelenggarakan suatu pelatihan, baik panitia, peserta maupun pelatih / narasumber akan melihat dahulu aspek-aspek seperti:  waktu yang tersedia, anggaran, fasilitas pendukung, transportasi, akomodasi dan beberapa hal lainnya. Aspek-aspek tersebut biasanya mempengaruhi biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta termasuk waktu dan jarak yang harus ditempuh, begitu juga dengan pelatih atau narasumbernya. Pelatihan -- pelatihan dengan sistem tatap muka tentu akan membutuhkan lebih banyak sumberdaya (lebih mahal). Adanya pelatihan secara daring merupakan salah satu solusi dari kebutuhan-kebutuhan yang disebutkan di atas.  

Kini pelatihan secara daring sudah diterapkan secara luas oleh masyarakat, tidak hanya oleh instansi-instansi pemerintah tetapi juga oleh non pemerintah. Banyak manfaat yang dapat diambil dengan menggunakan pelatihan secara daring. Bagaimana dengan pelatihan -- pelatihan yang masih menggunakan metode yang lama atau secara tatap muka ? dan apakah pelatihan daring tidak mempunyai kelemahan dibandingkan dengan pelatihan secara tatap muka ? tentu harus dibahas lebih rinci.

Pelatihan secara daring dilihat dari aspek biaya terlihat lebih murah, lebih irit dan lebih efisien karena tentu tidak terlalu banyak menggunakan sumber daya dalam melaksanakan pelatihannya. Pada aspek waktu pun bagi peserta, panitia maupun pelatih / narasumber, pelatihan bisa dilaksanakan dimana saja tidak harus terpaku pada satu tempat sehingga ketika selesai  pelatihan bisa beraktifitas yang lain atau bakan ketika berlangsung pelatihan dapat juga mengerjakan hal-hal yang lain sehingga sangat fleksibel. Sekilas pelatihan melalui metode daring memang sangat baik dan tidak kelihatan negatifnya. Hal ini biasanya dirasakan oleh orang-orag yang baru mengikuti pelatihan secara daring atau  sangat jarang melakukannya.

Sebenarnya pelatihan daring juga ada kelemahannya dan termasuk kelemahan yang cukup subtansial. Bagi yang sering mengikuti pelatihan metode daring tentu akan mudah menemukan kekurangan dari pelatihan metode daring. Beberapa kelemahan yang ditemui pada pelatihan metode daring adalah :

  • Narasumber kurang mengetahui sejauh mana respon sebenarnya dari para peserta terhadap materi yang disampaikan. Hal ini karena saat pelatihan terjadi hanya bisa menatap maya antara narasumber dengan peserta, terlebih bila peserta yang mengikuti pelatihan tersebut sangat banyak dan tidak bisa tertampung hanya dalam satu layar saja.
  • Saat berlangsung pelatihan, godaan terhadap peserta dalam memperhatikan narasumber sangat banyak seperti keinginan membuka situs-situs internet yang lain, atau mengerjakan aktifitas lainnya atau sering terganggu oleh pihak lain di luar pelatihan. Hal ini tentu mengurangi konsentrasi dan mengganggu input yang masuk dalam memori peserta.
  • Pelatihan secara daring tidak bisa digunakan untuk pelatihan -- pelatihan pembentukan karakter (pelatihan dasar pembentukan sikap dan karakter). Hal ini karena pelatih atau narasumber tidak mengetahui langsung secara detail sikap dan perilaku sesungguhnya para peserta pelatihan.
  • Pelatihan secara daring kurang memberikan ikatan / hubungan yang kuat baik sesama peserta pelatihan, maupun peserta dengan narasumber, tidak seperti pelatihan tatap muka. Hal ini akan menyebabkan banyak yang tidak peduli sesama peserta ketika pelatihan selesai bahkan tidak pernah mengingat lagi kawan-kawan peserta yang memang tidak pernah bertemu secara langsung.
  • Situasi pembelajaran pada pelatihan secara daring sangat terbatas dan interaksi antara peserta dan pelatih / narasumber sangat sedikit. Peserta tidak leluasa mengajukan pertanyaan, kesan atau respon, begitu juga sebaliknya, terlebih jika terjadi gangguan sinyal internet maka situasi pembelajaran otomatis menjadi tidak terarah.
  • Pelatihan secara daring secara umum difokuskan pada ketersediaan jaringan internet, sehingga bila sinyal tersebut hilang atau tidak tersedia maka pelatihan secara daring akan gagal.

Pelatihan secara daring maupun secara tatap muka mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga perlu secara cermat memilih opsi tersebut disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan diadakan. Umumnya pelatihan-pelatihan dasar untuk pembentukan sikap dan karakter disarankan tidak menggunakan pelatihan secara daring termasuk dengan pelatihan secara blended bila porsi pelatihan secara tatap muka hanya sedikit persentasenya. Contohnya pelatihan-pelatihan dasar bagi tentara dan polisi yang tidak pernah dilakukan secara daring. Pelatihan bagi CPNS yakni pelatihan dasar (latsar) CPNS termasuk sebaiknya tidak menggunakan pelatihan secara daring maupun secara blended karena yang akan dibentuk adalah sikap dan karakter dasar pegawai ASN. Untuk pelatihan-pelatihan lanjutan, penguatan teknis, terlebih untuk sosialisasi maka pelatihan secara daring bisa diusulkan sebagai prioritas jika dirasakan lebih bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun