Mohon tunggu...
Yudi Kresnasurya
Yudi Kresnasurya Mohon Tunggu... Lainnya - PRIBADI BIASA

BERSYUKURLAH MAKA ENGKAU BAHAGIA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bersih-Bersih Setelah Pesta Usai

19 Februari 2024   15:04 Diperbarui: 19 Februari 2024   15:05 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum di Indonesia sudah selesai diselenggarakan walaupun masih ada beberapa TPS yang harus diulang karena terjadi hal-hal yang di luar kendali (bencana alam). Perhitungan suara memang belum selesai dan masih menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) namun banyak lembaga survei yang sudah mengumumkan perhitungan yang mana salah satu paslon calon presiden dan calon wakil presiden dianggap sebagai pemenangnya. Hasil resmi memang yang akan menentukan siapa pasangan capres dan cawapres yang akan menang, apakah cukup satu putaran atau akan lanjut menuju putaran kedua. Jalan memang masih panjang.

Pesta demokrasi bagi Rakyat Indonesia yang bermuara pada pemungutan suara memang harus berakhir (sementara) sambil menunggu apakah akan ada pesta lanjutan (putaran kedua) bagi pemilihan presiden dan wakil presiden, ataukah tidak. Namun pesta tetap sudah berakhir setidaknya pada tanggal 14 Februari kemarin. Tentu saja layaknya sebuah kegiatan, pesta demokrasi tentu meninggalkan banyak sampah baik sampah fisik maupun sampah non fisik.

Selesai pesta maka perlu bersih -- bersih agar kembali enak dipandang mata dan segar untuk menghirup udara. Sampah fisik karena mudah terlihat akan mudah dibersihkan, tetap sampah non fisik seperti perasaan / emosi akan lebih sulit dibersihkan karena tidak terlihat serta menempel pada orang yang selalu dibawa kemanapun pergi. Namun bagaimanapun sulitnya, yang namanya sampah tentu harus dibersihkan karena bila tidak dibersihkan akan terus mengotori hidup. Apakah mau seseorang selalu hidup dengan kondisi kotor ?

Lantas bagaimana untuk membersihkan sampah yang tidak terlihat tersebut ? Sampah yang tidak terlihat memang lebih sulit untuk dibersihkan tetapi bukan berarti tidak dapat dibersihkan. Sampah yang tidak terlihat dalam hal ini sampah yang mengori hati dan pikiran seseorang dapat dibersihkan melalui beberapa cara. Cara-cara tersebut adalah :

  • Ikhlas. Orang yang berusaha dengan ikhlas akan menyadari bahwa usaha yang dilakukannya hanyalah sebuah proses saja, sedangkan berhasil tidaknya diserahkan sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa. Orang tersebut sadar akan kemampuannya hanya sebatas berusaha, tetapi keputusan akhir tetap bukan haknya. Rasa ikhlas akan mudah membersihkan kotoran berupa rasa kecewa akan hasil akhir yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Ikhlas akan membuat orang menerima hasil dengan menghargai usaha yang sudah dibuatnya termasuk menghormati hasil yang didapatnya tanpa harus marah, kecewa dan mencari-cari kesalahan orang lain.
  • Berpikir Positif. Orang yang berpikir positif akan mencari bagaimana caranya melupakan hasil yang mengecewakan agar bisa membalikkan keadaan menjadi menyenangkan. Orang tersebut akan mencari dimana letak kelemahan dan kesalahan yang dilakukannya sehingga belajar untuk memperbaiki agar mendapatkan hasil yang lebih baik bahkan lebih dari rencana awal. Orang tersebut terus bersemangat dan tidak pantang menyerah.
  • Legawa. Pada pesta demokrasi tentu saja yang dihasilkan adalah pemenang dalam kontestasi menjadi pemimpin. Banyak orang maupun pasangan yang mendaftar untuk menjadi pemimpin baik di tingkat eksekutif maupun legislatif. Layaknya sebuah lomba tidak mungkin semua peserta akan berhasil menjadi pemimpin, sehingga jika tidak berhasil menjadi pemimpin maka sudah semestinya bersifat legawa. Mengikuti sebuah kontestasi harus siap menang dan siap kalah.
  • Tidak Angkuh. Pada hasil yang didapat berupa kemenangan maka sudah pasti akan menyenangkan bagi orang yang mendapatkan kemenangan tersebut. Kemenangan yang didapat akan terasa sangat manis karena berhasil melewati berbagai ujian dan tes, namun demikian harus tetap disadari bahwa kemenangan yang didapat bukan hasil kerja sendiri tetapi pasti tetap ada bantuan dari orang lain dan tentu sudah ditakdirkan Yang Maha Kuasa. Kesadaran seperti ini akan menghindari orang dari rasa angkuh dan sombong serta merendahkan orang yang kalah.
  • Hiburan Sejenak. Kadangkala ketika menghadapi kegagalan  perasaan yang ada hanyalah rasa dendam, sedih dan kecewa. Hal ini jangan diidiamkan berlarut-larut. Langkah yang bisa dan segera diambil adalah menghibur diri sejenak. Menghibur diri perlu dilakukan agar keyakinan, kepercayaan dan semangat dalam diri tetap terjaga. Melupakan segala kesedihan, membangun semangat baru serta mencari taktik baru agar tujuan baru yang ingin dicapai terlaksana. Menghibur diri tentu saja dalam arti yang positif seperti mendatangi kawan-kawan yang baik dan dapat memberikan nasehat yang baik, mengikuti pengajian atau sekedar berwisata alam sehingga menyegarkan suasana. Bukan menghibur diri dengan hal-hal negatif seperti mabuk-mabukan dan sejenisnya.

Pemungutan suara kini sudah usai, kecuali jika nanti ada putaran kedua. Segala sampah baik fisik maupun non fisik yang berserakan harus segera dibersihkan agar kehidupan masyarakat kembali hangat. Persaudaraan sesama anak bangsa jauh lebih penting daripada kehendak kelompok saja.  Semoga siapa pun yang tampil menjadi pemimpin bisa menjadi pemimpin yang amanah, adil, jujur dan mampu membawa rakyat Indonesia menjadi lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun