Mohon tunggu...
Yudi Kita
Yudi Kita Mohon Tunggu... Wiraswasta - My life is a journey

Menulis adalah jalan cerita hidup untuk mengabadikan pikiran, pengalaman dan gagasan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Irwan Djohan Tidak Diusung, Siapa Bermain?

31 Agustus 2016   12:53 Diperbarui: 31 Agustus 2016   13:10 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalangan muda Banda Aceh sangat mendorong nama Irwan Djohan masuk dalam bursa pencalonan untuk Walikota di Pilkada kali ini, tapi harapan besar para pendukungnya kandas usaiPartai NasDem tempat ia selama ini bernaung memutuskan mengusung pasanganAminullah Usman-Zainal Arifin untuk Pilkada Banda Aceh kali ini. Setelah media Modusaceh.co memberitakan tentang tidak diusungnya Irwan Djohan dalam Pilkada,terjadi respon pro kontra baik internal maupun eksternal, isu yang berkembangjuga dua arah, yang pertama tidak siapnya Irwan Djohan maju karena dengankemungkinan-kemungkinan resiko, kedua adalah isu dijegal dari internal partai.

 Kedua isu tersebut pernah hangat dibicarakan publik pasca Irwan Djohan tidak mendaftar dalam bursa calon Walikota di partainya yang beberapa bulanlalu pernah menerima pendaftaran terbuka bagi para masyarakat yang inginmencalonkan diri sebagai kepala daerah. Namun kabar itu dibantah keras olehIrwan Djohan melalui akun facebook resminya tanggal 30 Juni 2016, "Jikaada pengamat politik manapun yang menduga bahwa Partai NasDem tidak merestuinya maju dalam Pilkada Walikota, itu dugaan yang salah besar, apalagi jika ada yangmenuding bahwa Partai NasDem menjegal saya, itu sungguh jauh panggang dariapi". Lebih lanjut bahkan Irwan Djohan menyebutkan bahwa Saat ini, semuakeputusan berada ditangannya sendiri. Baca : (Ragu Ragu Irwan Djohan Merebut Kursi Walikota) 

Pernyataan yang akhirnya keluarnya keputusuan akhir tersebut tentu tidakakan memuaskan para pihak yang memang benar-benar mengharapkan Irwan Djohanikut dalam bursa Pilkada ditahun ini, akhirnya dua isu tersebut kembaliterhembus dan akan terus berkembang dinamikanya. 

Jika dilihat dari perspektif isu pertama adalah tentang tidak siapnya Irwan Djohan maju, lalu apa yang membuat ia tidak siap, padahal mesin PartaiNasDem yang ia andalkan untuk Kota Banda Aceh sangat baik elektabilitasnya dimata publik warga Banda Aceh, kemudian elektabilitas personal Irwan Djohan yang juga sangat baik bahkan didorong oleh publik untuk maju sebagai alternatif terhadap kejenuhan pemimpin saat ini, apalagi ide-ide baru yang ditawarkan olehlulusan Arsitek itu direspon sangat baik oleh warga Banda Aceh dan dianggap sebagai sosok yang mampu menggantikan kemampuan Almarhum Mawardy Nurdin dalammembangun Banda Aceh, tentang kapasitas yang tak diragukan lagi oleh publik. Iapadahal memiliki segalanya untuk maju, bahkan pasca pasangan Illiza SaaduddinDjamal - Farid Nyak Umar mendeklarasikan diri, maka pasangan yang palingditunggu oleh warga Banda Aceh untuk mendeklarasikan diri adalah Teuku IrwanDjohan. Baca : (Menariknya Pilkada Banda Aceh, Wakil Jadi Penentu) 

Kemudian jika disinggung dari perspektif dijegal oleh partai yang juga menjadi isu hangat saat ini, maka dari segi apanya yang membuat Partai NasDem menguntungkan karena telah menjegal kader potensialnya untuk maju dalam Pilkada, bukankah semua partai pasti mempersiapkan kader-kadernya untuk maubertarung dalam setiap ajang politik. Lalu dari perspektif mana publik menilaiIrwan Djohan dijegal, padahal NasDem juga mempersiapkan karir Irwan Djohan termasuk memberinya Jabatan Wakil Ketua DPR. Bahkan dalam banyak kesempatanKetua Partai NasDem Aceh Zaini Djalil menyatakan sangat mendukung dan mendorongIrwan Djohan untuk maju, karena memang faktanya Irwan Djohan merupakan salahsatu kader terbaik yang dimiliki oleh Partai NasDem dengan disiapkannyajauh-jauh hari untuk bertarung dalam Pilkada 2017. Bahkan lagi, baru beberapahari yang lalu Ketua NasDem Aceh memastikan bahwa Irwan Djohan akan maju dalampilkada ini. 

Faktanya, keputusan terakhir yang di ambil oleh Partai NasDem adalah mengusung pasangan Aminullah Usman - Zainal Arifin yang kemudian Irwan Djohan mengingtruksikan kader kader NasDem untuk memenangkan pasangan tersebut,artinya jika dilihat dari fakta-fakta sebelumnya memang terjadi gejolak politik dalam waktu yang relatif singkat atas keputusan itu. 

Namun saya berpendapat, tidak majunya Irwan Djohan dalam pilkada kali ini adalah buah dari pertimbangan politiknya bersama Aminullah Usman yaitu"Melawan Illiza". Selama ini publik paham betul bahwa calon terkuat yang mampu merebut kursi Walikota adalah Illiza Saaduddin Djamal, AminullahUsman dan Teuku Irwan Djohan, tapi dalam berbagai survei nama sang incumbent Illiza Saaduddin Djamal masih mengisi posisi teratas. Jika Aminullah dan Irwan Djohan sama sama maju maka Illiza dapat dengan mudah memenangkan pertarungan tersebut, bahkan saya meyakini Illiza sangat menginginkan Irwan Djohan untukmaju, apalagi calon wakilnya Illiza yang memiliki elektabilitas juga tinggi,tentu menambah kepercayaan diri Illiza untuk memenangkan pertarungan tersebut.Baca : (Bunda Illiza dan Irwan Djohan) 

Jika Irwan Djohan ingin memenangkan pertarungan tersebut, ia harus berpasangan atau memilih Wakilnya dengan Aminullah Usman atau Darwati A Gani,karena sosok kedua tersebutlah yang kini mampu menyaingi elektabilitas Illiza dan Wakilnya. Namun seperti Darwati A Gani sudah menyatakan ketidaksediaannyakarena Irwandi Yusuf sang suaminya maju dalam Pilkada Gubernur Aceh, sedangkanAminullah Usman sudah menyatakan komitmentnya dengan PAN dan Zainal Arifin,komitment tersebut bahkan sudah dinyatakan sejak Aminullah belum memilikipartai pengusung, bahkan juga sudah lebih siap bekerja dibanding Irwan Djohanyang belum mempersiapkan apa apa jelang pilkada yang hanya beberapa bulan lagi. 

Dari pertimbangan-pertimbangan tersebutlah yang akhirnya membuat Irwan Djohan mengalah dan mendukung komitment Aminullah Usman untuk tetap berpasangan dengan Zainal Arifin. Irwan Djohan meyakini ketidak ikut sertaan dirinya danberada dipihak Aminullah membuat pertarungan ini jadi seimbang dibanding dirinya dan Aminullah maju secara terpisah. 

Tapi publik boleh saja berasumsi, tentu para pihak yang sangat mengharapkan Irwan Djohan maju boleh saja kecewa atas keputusan akhir tersebut,termasuk saya yang mengharapkan adanya calon alternatif yang mampu memberikan warna baru untuk Kota Banda Aceh, namun yang mengetahui kepastiannya tentuhanya pejabat teras Partai NasDem dan Irwan Djohan, tapi jika dilihat daridinamika yang berkembang saat ini, bila Irwan Djohan dan NasDem tidak mengelola isu ini dengan baik maka akan menjadi kerugian bagi Partai NasDem, yang berdampak terhadap kepercayaan publik terhadap partai ini. Baca : (Irwan Djohan dan Kegelisahan Pendukungnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun