Para guru terlihat mulai resah, karena terdapat kabar dari Menteri Keuangan yang baru tentang Pengurangan Tunjangan Profesi Guru ( TPG) .Â
Dalam pandangan mereka yang sangat sederhana, melambatnya keadaan perekonomiaan di Indonesia saat ini dan gagalnya pemerintah dalam menargetkan pendapatan dari Pajak, mengapa yang harus dikorbankan adalah guru ?
Pemotongan Tunjangan Profesi Guru sebesar 23,4 Trilyun dalam pandangan guru adalah tertundanya pendapatan mereka dan guru harus lebih mengecangkan kembali ikat pinggangnya dalam masalah ekonomi....
Bagi mereka, alasan pemerintah karena banyaknya guru yang telah pensiun atau kesalahan data dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tidak mereka gubris....mengapa selalu kami jadi korbannya ???
Kenyataan sebenarnya adalah....para guru sangat mengandalkan sekali Tunjangan Profesi Guru ini....apalagi Guru yang bekerja di Yayasan atau Non PNS...
Gaji mereka di sekolah swasta sungguh sangat kecil sekali....ada yang hanya mendapatkan Rp 200.000/ bulan nya, sungguh sangat menyedihkan sekali  bahkan penulis sangat iba dengan para guru honorer ini mendapatkan penghasilan yang sangat tidak layak...
Dengan adanya Tunjangan Profesi Guru...mereka sedikit bernafas lega, paling tidak mereka mendapatkan Rp 1.500.000/ bulan yang biasanya dibayar 6 bulan sekali atau bahkan setahun sekali....
Dengan kenyataan seperti ini, hancur lah harapan mereka...mereka berada di dalam ketidakpastian, hidup mereka makin tidak jelas....bertambah lagi...ketidakjelasan kapan waktu pencairannya membuat mereka menjadi was-was
Sekarang....bagaimana kualitas guru akan bertambah baik, jika mereka masih resah dalam kehidupan ekonomi sehari-hari ??? Siapa yang harus disalahkan, mestikah kita berharap banyak dengan pemerintah saat ini....??? Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H